Kamis, 19 Februari 2009

PEMANFAATAN ICT




PENTINGNYA PENDIDIKAN TIK


Standard Kompentensi dan Kompetensi Dasar 2006 lahir sebagai respons terhadap perkembangan dan perubahan kehidupan masyarakat berbangsa dan bernegara. Perkembangan dan perubahan yang dimaksud adalah mulai berlakunya peraturan perundang-undangan yang baru tentang otonomi daerah. Hal ini membawa implikasi terhadap paradikma pengembangan kurikulum, antara lain pembaruan dan diversifikasi kurikulum serta antisipasi keadaan masa datang dalam mempersiapkan generasi muda yang memiliki kompetensi multidimensional.
Standard Kompetensi dan Kompetensi Dasar 2006 dikembangkan untuk memberikan dasar-dasar pengetahuan, ketrampilan, keahlian bertahan hidup, dan perkembangan belajar yang membangun integritas sosial serta mewujudkan karakter nasional. Standard Kompetensi dan Kompetensi Dasar 2006 juga memudahkan guru dalam meyajikan pengalaman belajar yang sejalan dengan prinsip belajar sepanjang hayat (learning for live) yang mengacu pada 4 pilar pendidikan universal, yaitu belajar mengetahui (learning to know), belajar melakukan (learning to do), belajar menjadi diri sendiri (learning to be yourself), dan belajar hidup dalam kebersamaan (learning to live together).
Mengingat strategis kedudukan Standard Kompetensi dan Kompetensi Dasar 2006 untuk menciptakan tatanan yang kompeten dan cerdas dalam membangun identitas budaya bangsa, SMP Negeri 1 Ngabang Kabupaten Landak sebagai salah satu sekolah yang peduli terhadap tercapainya tujuan pendidikan nasional, berusaha memberikan kontribusi nyata melalui penerapan Materi Pendidikan TIK (tehnologi informasi dan komunikasi) secara nyata dan berkuwalitas yang materinya sesuai dengan Standard Kompetensi dan Kompetensi Dasar 2006.
Seiring berkembangnya masyarakat Ngabang Kabupaten Landak yang semakin progresif, semakin berkembang pula pendidikan formal dan non formal atau menyelaraskan pendidikan itu sendiri kearah progresifitas yang ada hal inilah yang semakin kita rasakan sebagai kalangan pendidik dengan tanpa melepas rasa tanggung jawab moral sebagai insan Indonesia Sejati untuk selalu berinofasi dalam pencapaian akselerasi pendidikan itu sendiri khususnya pendidikan TIK (tehnologi informasi dan komunikasi). Di era dunia maya (internet) yang sekarang ini menjadi gaya hidup masyarakat baik dikota besar maupun di daerah-daerah yang baru berkembang, tentunya kita sebagai kalangan pendidik tidak bisa tinggal diam dan menutup mata akan perubahan yang kita lihat dan rasakan disekitar lingkungan kita, SMP Negeri 1 Ngabang Kabupaten Landak menyikapi perubahan tersebut dengan meningkatkan pendidikan TIK (tehnologi informasi dan komunikasi) agar dalam penetrasi terhadap siswa nyata, sehingga baik pola pikir maupun gaya hidup siswa tidak terjebak dalam pengaruh negative dunia maya (internet). Pengenalan akan perangkat Computer sebagai sarana pencapaian Pendidikan TIK merupakan perioritas SMP Negeri 1 Ngabang Kabupaten landak, tentunya didukung pula dengan pemberian materi Software sebagai pendukungnya, serta didukung kerjasama dinamis dengan salah satu Yayasan Pendidikan TIK (tehnologi informasi dan komunikasi) bertaraf Nasional “TARUNA MANGGALA INDONESIA” semakin memantapkan langkah SMP Negeri 1 Ngabang Kabupaten Landak dalam pencapaian secara maksimal Sekolah berbasis full tehnologi.
Fasilitas Laboratorium yang dimaksimalkan sedemikian rupa membawa dampak yang besar terhadap pengenalan siswa akan piranti TIK (tehnologi informasi dan komunikasi) sehingga sekolah dengan basis full tehnologi dapat benar-benar terwujud dan menjadi jawaban bagi masyarakat Ngabang yang rindu mendapat sentuhan tehnologi dalam kehidupan sehari-hari guna bersaing di era yang semakin global ini. Belajar dari pengalaman dan etos kerja yang maksimal menjadi gaya hidup para pendidik yang sudah 50 tahun sejak berdirinya SMP Negeri 1 Ngabang Kabupaten Landak tetap exist dan menjadikan SMP Negeri 1 Ngabang Kabupaten Landak sebagai salah satu sekolah tujuan masyarakat Ngabang untuk menyekolahkan putra-putrinya mendapat Pendidikan yang maksimal. Hal tersebut sudah terbukti dan bukti nyata akan perkembangan tehnologi yang sekarang ini kita lihat dan rasakan bahwa Ngabang adalah kota yang mengalamai perkembangan yang sangat signifikan terutama dibidang tehnologi, bukti nyata tersebut dapat kita lihat dengan terbentuknya secara otomatis komunitas-komunitas IT baik dilingkup formal maupun non formal, hal tersebut juga dapat dilihat dari sisi munculnya pengusaha-pengusaha yang mulai membaca komunitas IT dan merefleksikannya dengan berdirinya beberapa tempat warnet sebagai muara dari pengenalan akan tehnologi bagi masyarakat sekitar.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan SMP Negeri 1 Ngabang dalam KBM (kegiatan belajar mengajar) terutama TIK (tehnologi Informasi dan Komunikasi) antara lain, :
Sebagai Sekolah tertua di Kabupaten Landak, SMP Negeri 1 Ngabang Kabupaten Landak mengajak sekolah-sekolah lain untuk menjadikan tehnologi sebagai base line guna mempersiapkan generasi-generasi yang tangguh dan handal. Harapan kami sebagai kaum pendidik tentunya akan dapat terlaksana dengan maksimal apabila terjalin hubungan yang harmonis antara Pemerintah, Sekolah, dan Lembaga-Lembaga terkait serta masyarakat luas sebagai PSM (peran serta masyarakat) yang mampu merespon segala bentuk perubahan jaman guna membantu Pemerintah dalam upaya “mencerdaskan kehidupan bangsa”.
Semoga dengan paparan dan foto-foto diatas dapat bermanfaat bagi yang membacanya, dan besar harapan kami agar sekolah-sekolah yang ada di Kabupaten Landak khusnya dan Kalimantan Barat umumnya untuk merespon TIK (tehnologi informasi dan komunikasi) menuju Indonesia Bangkit melalui Generasi yang tangguh dan handal akan tehnologi.



baca selengkapnya bohh..

Selasa, 17 Februari 2009

TAKTIK DAN STRATEGI

TAKTIK DAN STRATEGI DALAM
PERMAINAN BOLA BASKET


Dalam seluruh bentuk olahraga sering kita jumpai orang membicarakan masalah ” TAKTIK
DAN STRATEGI ”, secara kasar dapat kita artikan bahwa ” semua usaha berupa kesatuan sistem yang diterapkan pada atlitnya guna mendapatkan nilai/angka/score serta keuntungan yang sebesar-besarnya”. Inti dari penggunaan taktik dan strategi itu sendiri adalah bagaimana cara mengatasi lawan serta bagaimana cara mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Maka pada permainan bola basket sangat banyak kita dapati bentuk dan ragam taktik dan strategi yang diterapkan setiap pelatih kepada teamnya.(iman Sulaiman, 1990).
Taktik dan Strategi merupakan dua istilah yang sering disamakan pengertiannya. Memang keduanya mengandung pengertian siasat atau budi daya akal juga sebagai pola pemikiran yang diterapkan untuk menghadapi lawan dalam rangka memperoleh kemenangan secara sportif. Bedanya hanyalah pada saat penerapannya. Taktik merupakan siasat yang penerapannya didalam pertandingan sedangkan strategi adalah siasat yang dibuat sebelum atau menjelang pertandingan.
Dengan demikian maka taktik yang kita berikan sangat tergantung kepada kemampuan si atlit sedangkan strategi tergantung kepada peran dan kemampuan pelatih. Jadi keberadaan kedu unsur tersebut sangat diperlukan didalam pertandingan agar memperoleh kemenangan secara sportif.

TAKTIK
Taktik adalah suatu siasat atau pola pikir tentang bagaimana menerapkan teknik-teknik yang telah dikuasai didalam bermain untuk menyerang lawan secara sportif guna mencari kemenangan. Atau dengan kata lain taktik adalah siasat yang dipakai untuk menembus pertahanan lawan secara sportif sesuai dengan kemampuan yang telah dimilikinya.

Ciri-cirinya :
a. Mengembangkan daya nalar, kreatif dan pengambil keputusan yang tepat.
b. Menganalisis kesiapan fisik, teknik dan mental agar lawan melakukan apa yang dikehendaki.
c. Mencari kemenangan secara efektif dan efisien.
d. Memantapkan mental juara.
e. Mengendalikan emosi.
f. Mencegah cidera.
g. Mengantisipasi kekuatan dan kelemahan lawan

Jenis-jenis Taktik :

a. Defense/bertahan.
b. Transisi dari bertahan menuju menyerang.
c. Offense/penyerangan.
d. Transisi dari menyerang menuju bertahan.

STRATEGI

Strategi adalah suatu siasat atau pola pikir yang digunakan sesaat sebelum pertandingan dimulai untuk mencari kemenangan secara sportif.

Ciri-cirinynya :

a. Siasat yang disusun sebelum pertandingan dimulai.
b. Penyusunan siasat didasari kondisi, tempat serta sistem yang dipakai.
c. Mengutamakan pada hasil observasi kekuatan lawan.
d. Lebih pada latihan otomatisasi, pola, tipe penyerangan dan pertahanan individu, kelompok atau tim.
e. Keberadaan pelatih lebih berperan daripada si atlit.

baca selengkapnya bohh..

TEKNIK DASAR BASKET

TEKNIK DASAR PERMAINAN BOLA BASKET

A. PASSING DAN CATCHING

Istilah mengoper/melempar/mengumpan selalu berhubungan dengan menangkap (catching) atau menerima bola. Operan pada umumnya dilakukan dengan 2 bahkan 1 tangan serta harus cepat, tepat dan keras, tetapi tidak liar sehingga dapat dikuasai oleh kawan yang menerimanya. Namun mengoper tidaklah semudah orang menduga. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan saat mengoper bola antara lain :

  1. Arah bola ke sasaran harus terhindar dari serobotan ( intercept) lawan.
  2. Timing harus tepat
  3. Perasaan (feeling)
  4. Hindari lemparan menyilang

Untuk dapat melakukan operan dengan baik harus dapat menguasai macam-macam teknik dasar melempar dan menangkap bola dengan baik. Teknik dasar melempar bola tersebut al :

  1. Chest Pass ( Operan dada)
  2. Bounce Pass ( Operan pantulan)
  3. Over Head Pass ( Operan dari atas kepala)
  4. Baseball Pass ( operan jarak jauh ( fast break)

Biasanya untuk pemain pemula yang diberikan ada 3 macam passing seperti yang diatas, sedangkan untuk baseball pass biasanya diberikan setelah mereka dapat melakukan gerakan yang lain dengan baik.

B. DRIBBLING

Menggiring bola adalah cara untuk membawa bola ke segala arah dengan lebih dari satu langkah asal bola sambil dipantulkan dan merupakan suatu usaha untuk mengamankan bola dari rampasan lawan sebab dengan demikian ia dapat bergerak menjauhkan lawan sambil memantulkan bola kemana ia tuju. Ada beberapa cara menggiring bola al :

  1. Menggiring bola rendah ( untuk control bola).
  2. Menggiring bola tinggi (untuk kecepatan).
  3. Menggiring campuran

Menggiring bola ini dilatih dari hal yang mudah yaitu dengan sikap ditempat atau berhenti kemudian berjalan dan terakhir baru berlari setelah agak mahir baru kemudian diberikan latihan dengan rintangan untuk lebih mempersulit dribbling/menggiring bola.

C. SHOOTING

Menembak adalah sasaran akhir setiap bermain, juga termasuk unsure yang menentukan kemenangan dalam pertandingan sebab kemenangan ditentukan oleh banyaknya bola yang masuk dalam keranjang (basket) setiap serangan selalu berusaha untuk dapat melakukan tembakan. Dasar-dasar teknik menembak sebenarnya sama dengan teknik operan disamping itu juga tepat tidaknya mekanika gerakan dalam menembak menentukan baik buruknya tembakan.

Shooting atau menembak ini harus dilakukan sesering mungkin untuk melatih anak merasakan gerakannya dengan benar serta dapat terlatih ketepatannya. Untuk para atlit yunior biasanya penekanan latihan pada dua macam cara dalam melakukan shooting atau menembaknya antara lain :

  1. One Hand Shoot (Tembakan satu tangan).
  2. Two Hand Shoot (Tembakan dua tangan).

D. PIVOT

Teknik ini diperlukan untuk mengatasi peraturan tentang diperkenankannya seorang pemain yang memegang bola sambil jalan atau lari. Bahkan seorang pemain yang memegang bola tidak boleh melangkah lebih dari satu langkah tanpa memantulkan bola. Untuk menghindari bola dari sergapan lawan maka ia diperbolehkan melakukan pivot. Garakan berporos (pivot) adalah suatu usaha mengubah arah hadap badan kesegala arah dengan satu kaki tetap sebagai poros (tumpuan). Kaki poros tidak boleh terangkat atau tergeser dari tempatnya, sementara kaki yang lain boleh bergerak atau melangkah kesegala arah, khususnya pada saat memegang bola, sebab dipergunakan agar bola dapat dijauhkan dari jangkauan lawan.

Pivot dapat berbentuk al :

  1. In Front Pivot (front turn).
  2. Reverse Pivot (reverse turn).

E. REBOUND

Merayah bola merupakan teknik dasar yang perlu dikuasai oleh seorang pemain, hal ini dapat dimaklumi sebab kemenangan dalam merayah bola merupakan suatu kesempatan untuk melakukan serangan berikutnya. Merayah bola (rebound) merupakan suatu usaha untuk mengambil atau menangkap bola yang datangnya memantul dari papan pantul atau keranjang akibat dari tembakan yang tidak berhasil. Beberapa ahli mengatakan “ Kalau tidak dapat memenangkan bola rebound maka tim anda tak akan bias menang “, hal ini dapat dibenarkan sebab memenangkan rebound berarti kita mempunyai kesempatan lagi untuk menembak.

Teknik merayah bola (rebound) dibagi menjadi dua yaitu :

  1. Defensive Rebound (merayah bola pada saat bertahan).
  2. Offensive Rebound (merayah bola pada saat menyerang).

Rebound atau merayah bola dilakukan sesering mungkin karena memerlukan ketepatan waktu (timing) yang baik. Sebaiknya saat masih yunior diberikan sehingga para pemain sudah dapat merasakan gerakan dengan baik dan mempunyai ketepatan waktu (timing) dan menutup lawan.

baca selengkapnya bohh..

Sabtu, 14 Februari 2009

PELATIHAN TINGKAT DASAR

PELATIHAN TINGKAT DASAR BOLA BASKET


Pelatih (Coach)

Lahirnya seorang juara tidak dapat lepas dari peranan pelatih, atlit dengan bakat pembawaannya merupakan modal dasar lahirnya seorang juara. Persaingan ketat dalam olahraga dewasa ini telah melibatkan para ilmuwan dari berbagai disiplin ilmu, sehingga untuk dapat memenangkan pertandingan tidaklah cukup bermodalkan bakat, dan mutlak diperlukan masukan dari berbagai disiplin ilmu, dan pelatih adalah pemeran utamanya.
Pelatih disamping harus menguasai ilmu kepelatihan juga di harapkan menguasai ilmu pendukung lainnya antara lain :
a. Ilmu Physiology
b. Ilmu Anatomy
c. Ilmu Psykology
d. Ilmu Biomechanica
e. Ilmu Statistic
f. Ilmu Motor Learning
g. Ilmu Pedagogy
h. Ilmu Nutrition
i. Ilmu Sociology
j. Test and Measurement
k. Sport Medicine
l. History
Apabila seseorang sudah berniat menjadi seorang pelatih salah satu cabang olahraga, maka sebenarnya ia sudah harus mempersiapkan dirinya untuk menjadi contoh yang baik daripada atlit yang dilatihnya. Sebagai seorang pelatih maka ia akan menjadi titik perhatian atlitnya dan secara tidak langsung pelatih tersebut sering menjadi contoh bagi para atlitnya. Dengan demikian maka seorang pelatih harus dapat memberikan contoh baik sebagai guru, bapak, teman atau sahabat dari para pemainnya. Setiap pelatih juga perlu memahami sifat-sifat kepribadiannya sendiri untuk dapat menyadari kelemahan-kelemahannya dan selanjutnya berusaha mengatasi kelemahan tersebut. Pada hakekatnya tidak ada manusia yang sempurna, juga pelatih harus menyadari bahwa upaya untuk kekurangan yang ada pada dirinya selalu perlu dilakukan.
Gambaran kepribadian pelatih dengan berbagai sifat sebagai cirinya, yang oleh Tutko dan Richard (1971) dibedakan dalam lima gaya kepemimpinan pelatih, bukanlah satu-satunya cara untuk dapat memahami kepribadian pelatih. Kepribadian manusia dapat dibedakan atas sifat-sifat yang dimilikinya, dan kombinasi dari sifat-sifat tersebut dapat bervariasi berpuluh-puluh kemungkinan variasi sehingga dapat menimbulkan lebih dari lima gaya kepemimpinan pelatih.
Banyak ahli di bidang kepelatihan telah memberikan pandangannya tentang kualifikasi yang harus dipenuhi bilamana seorang pelatih menginginkan dirinya menjadi seorang pelatih yang baik dalam Rice (1975) memiliki ciri-ciri diantaranya sebagai berikut :
m. Kemampuan profesional sebagai guru, baru kemudian menjadi pelatih
a. Mengetahui cara melatihnya
b. Memiliki kepribadian yang baik
c. Memiliki karakter yang bik

baca selengkapnya bohh..

GURU PROFESIONAL


KOMPETENSI PROFESIONALISME GURU


A. Pengertian

Menurut Kamus Bahasa Indonesia (WJS.Purwodarminta) kompetensi berarti (kewenangan) kekuasaan untuk menentukan atau memutuskan sesuatu hal. Pengertian dasar kompetensi (competency) yakni kemampuan atau kecakapan. Kompetensi merupakan perilaku yang rasional untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan / The state of legally competent or qualified (Mc.Leod 1989), yang artinya keadaan berwewenang atau memenuhi syarat menuntut ketentuan hukum. Kompetensi merupakan gambaran hakekat kualitatif dari perilaku guru yang tampak sangat berarti / Competency as a rational ferformance wich satisfatorily meets the objective for a desired condition (Charles.E.Johnson, 1974).

Dari pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa suatu pekerjaan yang bersifat profesional memerlukan beberapa bidang ilmu yang secara sengaja harus dipelajari dan kemudian diaplikasikan bagi kepentingan umum. Atas dasar pengertian ini, ternyata pekerjaan profesional berbeda dengan lainnya karena suatu profesi memerlukan kemampuan dan keahlian khusus dalam melaksanakan profesinya.

Dengan bertitik tolak pada pengertian ini, maka pengertian guru profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal.Dengan kata lain guru profesional adalah orang yang terdidik dan terlatih dengan baik, serta memiliki pengalaman yang kaya dibidangnya. Selanjutnya dalam melakukan kewenangan profesionalnya, guru dituntut memiliki seperangkat kemampuan (competency) yang beraneka ragam.

B. Persyaratan Profesi

Mengingat tugas dan tanggungjawab guru yang begitu kompleksnya, maka profesi ini memerlukan persyaratan khusus antara lain :

1. Menuntut adanya keterampilan yang berdasarkan konsep dan teori ilmu pengetahuan yang mendalam

2. Menekankan pada suatu keahlian dalam bidang tertentu sesuai dengan bidang profesinya

3. Menuntut adanya tingkat pendidikan keguruan yang memadai

4. Adanya kepekaan terhadap dampak kemasyarakatan dari pekerjaan yang dilaksanakan

5. Memungkinkan perkembangan sejalan dengan dinamika kehidupan

6. Memiliki kode etik sebagai acuan dalam melaksanakan tugas

7. Memiliki klien/objek layanan yang tetap

8. Diakui oleh masyarakat karena jasanya diperlukan di masyarakat

C. Jenis-jenis Kompetensi

1. Komnpetensi Pribadi

Kompetensi pribadi ini meliputi hal sebagai berikut :

a.Mengembangkan kepribadian

b.Berinteraksi dan berkomunikasi

c.Melaksanakan bimbingan dan penyuluhan

d.Melaksanakan administrasi sekolah

e.Melakukan penelitian sederhana untuk keperluan pekerjaan

2. Kompetensi Profesional

Kemampuan profesional meliputi hal sebagai berikut :

a. Menguasai landasan kependidikan

b. Menguasai bahan pengajaran

c. Menyusun program pengajaran

d. Melaksanakan program pengajaran

e. Menilai hasil dan proses belajar mengajar

Demikianlah tentang tugas, peranan dan kompetensi guuru yang merupakan landasan dalam mengabdikan profesinya. Guru yang profesional tidak hanya mengetahui, tetapi betul-betul melaksanakan apa yang menjadi tugas dan peranannya.

baca selengkapnya bohh..

Jumat, 13 Februari 2009

Laporan Pelatihan ICT Polnev

LAPORAN PEMANFAATAN
ICT-KKG/MGMP KA
B. LANDAK

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena rahmatnya sehingga dapat terlaksana kegiatan Pelatihan Pemanfaatan ICT-KKG/MGMP untuk Participant Teacher di Gugus MGMP Matematika SMP Negeri 1 Ngabang, guna meningkatkan kualitas pendidikan bagi bangsa Indonesia pada umumnya dan khususnya Kabupaten Landak, melalui program peningkatan mutu guru dalam penguasaan IPTEK dan pemanfaatan media pembelajaran.Program ini lebih berorientasi pada pemberdayaan KKG/MGMP yang merupakan wadah dalam menampung kegiatan guru sesama bidang studi dan menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya di kelas secara berkesinambungan, saling mencurahkan gagasan / ide dalam mendesain model pembelajaran, merancang strategi dalam mengimplementasikan berbagai program peningkatan mutu yang dapat memotivasi guru untuk mengembangkan diri.Mengingat begitu strategisnya peran KKG/MGMP bagi peningkatan mutu guru, maka program yang berbasis TIK ini diharapkan mampu meningkatkan jumlah guru yang menggunakan TIK dalam membantu siswa untuk belajar konsep bidang studi secara lebih mendalam.Dalam kegiatan Pelatihan Participant Teacher ini kami berharap semua guru di gugus MGMP Matematika SMP Negeri 1 Ngabang dapat menguasai dan mampu menerapkan IPTEK, sehingga proses pembelajaran dapat dilakukan secara efektif dan efisien.Dan pada akhirnya, kami selaku penyusun laporan kegiatan Pelatihan Participant Teacher KKG/MGMP Matematika Gugus SMP Negeri 1 Ngabang ini dapat kami laksanakan dengan baik berkat kerjasama pimpinan sekolah dan para dewan guru.

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring dengan era kemajuan dan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) menuntut pada semua guru atau tenaga pendidik untuk tanggap terhadap perkembangan tersebut. Saat ini sangat memprihatinkan sekali masih banyak guru yang belum mengenal bahkan menguasai teknologi khususnya komputer apalagi memanfaatkannya.Untuk itu dirasa perlu kegiatan Pelatihan Participant Teacher KKG/MGMP di Gugus MGMP Matematika SMP Negeri 1 Ngabang, sehingga guru dapat menguasai dan memanfaatkan IPTEK menuju pembelajaran yang efektif dan efisien dengan memanfaatkan Media Teknologi Pembelajaran dalam proses belajar mengajar

B. Permasalahan

Dari latar belakang masalah yang diuraikan di atas maka dapat diidentifikasi masalah

sebagai berikut :

a. Banyaknya guru yang belum mengenal komputer dalam proses pembelajaran.

b. Banyaknya guru yang belum memanfaatkan komputer dalam proses pembelajaran.

c. Banyaknya sekolah yang belum memiliki sarana dan prasarana Teknologi khususnya komputer.

d. Kurangnya kesadaran guru dalam mengembangkan diri pada bidang Teknologi khususnya komputer.

C. Nama Kegiatn

Jenis Kegiatan yang akan dilaksanakan adalah ” Pelatihan Pemanfaatan ICT-KKG/MGMP Untuk Participant Teacher Gugus MGMP Matematika SMP Negeri 1 Ngabang Kab. Landak”.

D. Manfaat Kegiatan

Manfaat utama program Pelatihan Pemanfaatan ICT-KKG/MGMP Untuk Participant Teacher Gugus MGMP Matematika SMP Negeri Ngabang ini adalah untuk menciptakan suatu sistem KKG/MGMP yang mampu memberdayakan diri secara bertahap dengan mandiri sebagai wadah guru dalam melaksanakan tugasnya guna mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,ahlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara dengan dukungan TIK yang memadai.Hasil Yang diharapkan dari pelaksanaan kegiatan ini adalah :

1. Guru mampu dan menguasai teknologi khususnya komputer dalam pelaksanaan proses belajar mengajar.

2. Guru Mampu dan menguasai Internet sebagai sarana informasi pendidikan dalam pelaksanaan proses belajara mengajar.

3. Guru Mampu memanfaatkan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar.

E. Sasaran

Sasaran dari program Pelatihan Pemanfaatan ICT-KKG/MGMP Untuk Participant Teacher Gugus MGMP Matematika SMP Negeri 1 Ngabang ini adalah semua guru bidang studi di SMP Negeri 1 Ngabang.

BAB II

IMPLEMENTASI KEGIATAN

A. Microsoft Word

Microsoft Word adalah program yang digunakan untuk mengolah kata atau teks.

Dalam Pelatihan Pemanfaatan ICT-KKG/MGMP Untuk Participant Teacher Gugus MGMP Matematika SMP Negeri 1 Ngabang ini akan disampaikan materi al :

1. Membuat Naskah soal

2. Membuat Sertifikat

3. Membuat Tata Tertib Kelas

B. Microsoft Exell

Microsoft Exell adalah program yang digunakan untuk mengolah angka atau keuangan.

Dalam Pelatihan Pemanfaatan ICT-KKG/MGMP Untuk Participant Teacher Gugus MGMP Matematika SMP Negeri 1 Ngabang ini akan disampaikan materi al :

1. Membuat Daftar Nilai

2. Membuat Denah Tempat Duduk Siswa

3. Membuat Grafik

4. Membuat Inventaris Kelas

C. Microsoft Power Point

Microsoft Power Point adalah program yang digunakan untuk presentasi; seminar, pelatihan, penataran, raker,simposium, proses belajar mengajar dll.

Dalam Pelatihan Pemanfaatan ICT-KKG/MGMP Untuk Participant Teacher Gugus MGMP Matematika SMP Negeri 1 Ngabang ini akan disampaikan materi al :

1. Membuat Bahan Presentasi Bahan Ajar (Kurikulum)

2. Membuat Bahan Presentasi Tatib Lab. Komputer

3. Membuat Tata Tertib Kelas

D.Internet

Internet adalah suatu program yang digunakan untuk menjelajah dunia maya ; chating, download lagu, download gambar, download berita, kirim E-mail dll

Dalam Pelatihan Pemanfaatan ICT-KKG/MGMP Untuk Participant Teacher Gugus MGMP Matematika SMP Negeri 1 Ngabang ini akan disampaikan materi al :

1. Belajar Browsing

2. Belajar Membuat E-mail di Yahoo

3. Belajar Mengirim E-mail di Yahoo

4. Belajar Mendownload

BAB III

PENUTUP


A. Kesimpulan

B. Saran-Saran

baca selengkapnya bohh..

Kamis, 12 Februari 2009

UJIAN NASIONAL 2009

Sudah tidak asing lagi kegiatan rutin di lingkungan dinas pendidikan di seluruh wilayah nusantara Republik ini di sibukkan dengan persiapan Ujian Nasional. Menjelang pelaksanaan Ujian Nasional ini banyak trik-trik sekolah yang dilakukan demi tercapainya standar kelulusan yaitu melakukan tambahan jam belajar bagi siswa dan privat bagi siswa juga ada yang melakukan les di lembaga bimbingan yang ada di wilayah masing-masing.Pihak Dinas Pendidikan Provinsi, Kab/Kota, Sekolah dan Masyarakat sangat mengharapkan Ujian Nasional dapat sukses dan siswa-siswi lulus semua.
Maka dari itu diperlukan kerjasama antara orang tua siswa-siswi dengan sekolah untuk saling mengawasi dan memberikan motivasi kepada putera-puterinya terutama dalam belajar.Ujian Nasional merupakan hal yang menakutkan bagi siswa-siswi karena terdapat standar kelulusan yang harus di penuhi oleh siswa-siswi.Dengan standar rata-rata nilai 5,50 untuk semua mata pelajaran yang diujikan dan minimal 4,00 untuk dua mata pelajaran yang di ujikan, hal ini merupakan momok bagi siswa-siswi. Banyak orang tua siswa yang merasa was-was menunggu nasib putera-puterinya dan hal ini juga dirasakan siswa-siswi, guru, kepala sekolah yang ikut bertanggung jawab terhadap keberhasilan siswa-siswinya.
Sangat dilematis aturan yang di tetapkan oleh pemerintah dimana tidak ada pilihan lain kecuali berusaha dengan giat belajar yang semaksimal mungkin untuk menghadapi ujian. Standar yang di tetapkan pemerintah tersebut sangat berat bagi daerah terutama di Kalimantan Barat dan daerah lainnya di luar Pulau Jawa. Standarisasi Kelulusan Ujian Nasional mestinya tidak dapat disamakan karena mengingat terdapat perbedaan-perbedaan antara lain :
1. Standar Gurunya
2. Standar input siswanya
3. Standar sarana dan prasarananya
4. Standar kondisi dan latar belakang daerahnya
Hal ini yang merupakan permasalahan yang harus diperhatikan, mestinya Ujian Nasional menggunakan Sistem Rayon A untuk daerah mana saja, Rayon B daerah mana saja, dan Rayon C daerah mana saja atau mungkin Ujian Nasional dapat di uji cobakan pada Sekolah A dalam kota kabupaten yang dianggap sekolah terbaik sebagai sample. Namun sebagai bawahan mesti harus kita ikuti apa yang menjadi harapan dan cita-cita pemerintah tentang pendidikan Indonesia ke depan.
Untuk itu kami mengharapkan Kabinet yang beru periode 2009/2013 terutama Mendiknas agar mengkaji ulang tentang standarisasi Kelulusan Ujian Nasional. kami mengharapkan kurikulum tahun 1975 yang masih relevan mengapa ? karena kurikulum tersebut benar-benar mengukur kemampuan siswa-siswi yang sebenarnya. Dan kualitas pendidikanpun cukup baik. Yang menjadi Pertanyaan dengan Standar Kelulusan Ujian Nasional 2009 apakah menjamin kualitas pendidikan tercapai dan meningkat ? hayo coba beri komentar yang bergabung dengan blog saya bagi-bagi cerita yaaaa..

baca selengkapnya bohh..

Senin, 09 Februari 2009

DASAR-DASAR KEPELATIHAN

Perkembangan dunia olahraga dewasa ini semakin berkembang dan maju. Indonesia merupakan Negara berkembang yang selalu dipertimbangkan dalam percaturan dunia olahraga. Ada cabang-cabang olahraga yang dapat mengharumkan nama bangsa ini, dalam upaya meningkatkan dan mempertahankan prestasi olahraga tersebut di Negara ini, maka upaya tersebut tidak terlepas dari sumber daya manusia yang menjadikan objek tersebut berkembang. Objek yang dimaksud adalah atlet dan pelatih.
Pelatih merupakan ujung tombak dalam upaya menunjang keberhasilan prestasi olahragawan. Agar atlet mencapai prestasi dengan baik, maka pelatih harus menguasai teori dan metodologi latihan atau prinsip-prinsip melatih, bekal dasar ilmu melatih tersebut merupakan landasan yang berpedoman pada pembinaan dan peningkatan kondisi fisik, beban latihan, meningkatkan keterampilan, teknik, taktik dan strategi.
Ledakan pengetahuan dalam ilmu Kepelatihan telah mencapai yang mengagumkan. Di banyak Pendidikan dasar Universitas mendukung penelitian yang ditujukan untuk meneliti gerakan manusia. Banyak majalah penelitian baru yang diterbitkan untuk menampung jumlah penelitian yang makin banyak yang dihasilkan oleh berbagai ilmu olahraga. Hal yang nampak di tahun akhir-akhir ini, praktik para pelatih telah menampakkan keadaan pengetahuan ilmu kepelatihan.
Pada waktu terdahulu untuk menjadi calon pelatih hanyalah hasrat untuk bekerja dengan olahragawan dan pengetahuan dasar olahraga tertentu. Sekarang pelatih yang berhasil harus memahami prinsip-prinsip ilmu yang bias menerapkan dan menunjukkan penampilan olahragawan. Pada tahun terakhir metode telah di tetapkan pada penelitian olahraga secara meyakinkan. Ribuan ilmuwan yang bekerja di bidang ini dan di Laboratorium di seluruh dunia telah mengadakan penelitian dengan maksud untuk memperjelas pengetahuan kita tentang olahragawan dan factor-faktor yang menentukan tingkat penampilan mereka.
Kebanyakan pelatih yang mapan berpendapat bahwa pelatih yang berhasil itu adalah sebagian seni dan sebagaian lainnya ilmu. Hal ini mengandung pengertian bahwa pelatihan menuntut kreativitas dan interpretasi mengenai cabang perorangan maupun situasinya.
Kegiatan-kegiatan dalam dasar ilmu kepelatihan merupakan suatu aspek kegiatan dasar manusia bergerak sebagai objek formalnya. Oleh karena untuk mempelajarinya diperlukan ilmu-ilmu penunjang yang ada hubungannya dengan kegiatan kepelatihan seperti : ilmu faal (fisiologi), ilmu urai (anatomi), ilmu jiwa (psikologi), ilmu gizi, ilmu pendidikan, sejarah biomekanik, ilmu social, statistic, cidera olahraga, tes dan pengukuran olahraga, belajar motorik.
Dengan mempelajari ilmu-ilmu penunjang tersebut agar lebih mudah bagi seorang pelatih membahas dan memecahkan permasalahan menyangkut kepelatihan. Permasalahan yang timbul dalam dunia kepelatihan kompleksitasnya sangat tinggi, sebagai contoh apabila sang atlet mempunyai kondisi fisiknya lemah antisipasi seorang pelatih harus meningkatkan kondisi fisik tersebut, dilain sisi akan tertundanya proses latihan teknik, mental dan keterampilan, hal semacam ini dilakukan bersama-sama atau bagian demi bagian dalam proses, disinilah bahwa pelatih juga dapat dikatakan sebagai seniman, yaitu antara memadukan seni latihan fisik dan seni latihan keterampilan. Dan pada akhir semua komponen latihan ini menjadi satu kesatuan pola cara melatih keseluruhan dan menghasilkan prestasi yang optimal.

baca selengkapnya bohh..

Minggu, 08 Februari 2009

MODEL KTSP

MODEL KTSP SMP NEGERI 1 NGABANG

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena, atas RahmatNya, kami telah dapat menyusun Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ini.
Kurikulum Tingkat Satuan Penidikan (KTSP) ini, disusun sebagai kurikulum operasional SMP Negeri 1 Ngabang yang dikembangkan berdasarkan pada Standar Isi, Standar Kompetensi Lulusan dan berpedoman pada panduan penyusunan kurikulum yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) serta memperhatikan pertimbangan komite sekolah. Kurikulum ini akan kami berlakukan pelaksanaannya mulai tahun pelajaran 2008/2009.
Kami menyadari bahwa kurikulum ini masih memiliki kelemahan/kekurangan. Mudah-mudahan atas berbagai masukan dari pihak yang berkompeten, kurikulum ini terus mengalami perbaikan, baik dalam penyusunan maupun penerapannya. Mudah-mudahan kami dapat mewujudkan Visi, Misi, dan Tujuan Pendidikan SMP Negeri 1 Ngabang.
BAB I
PENDAHAHULUAN
A. Rasional
Kurikulum dikembangkan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah.
Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang beragam mengacu pada standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional. Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan. Dua dari kedelapan standar nasional pendidikan tersebut, yaitu Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) disusun antara lain agar dapat memberi kesempatan peserta didik untuk :
(a) belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
(b) belajar untuk memahami dan menghayati,
(c) belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif,
(d) belajar untuk hidup bersama dan berguna untuk orang lain, dan
(e) belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.
Komponen KTSP terdiri dari:
(a) Tujuan Pendidikan Sekolah
(b) Struktur dan Muatan Kurikulum
(c) Kalender Pendidikan
(d) Silabus
(e) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
B. Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah
Kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di sekolah/madrasah. Sekolah/madrasah sebagai unit penyelenggara pendidikan juga harus memperhatikan perkembangan dan tantangan masa depan. Perkembangan dan tantangan itu misalnya menyangkut: (1) perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, (2) globalisasi yang memungkinkan sangat cepatnya arus perubahan dan mobilitas antar dan lintas sektor serta tempat, (3) era informasi, (4) pengaruh globalisasi terhadap perubahan perilaku dan moral manusia, (5) berubahnya kesadaran masyarakat dan orang tua terhadap pendidikan, (6) dan era perdagangan bebas.
Tantangan sekaligus peluang itu harus direspon oleh sekolah kami, sehingga visi sekolah diharapkan sesuai dengan arah perkembangan tersebut. Visi tidak lain merupakan citra moral yang menggambarkan profil sekolah yang diinginkan di masa datang. Namun demikian, visi sekolah harus tetap dalam koridor kebijakan pendidikan nasional. Visi juga harus memperhatikan dan mempertimbangkan (1) potensi yang dimiliki sekolah/madrasah, (2) harapan masyarakat yang dilayani sekolah/madrasah.
Dalam merumuskan visi, pihak-pihak yang terkait (stakeholders) bermusyawarah, sehingga visi sekolah mewakili aspirasi berbagai kelompok yang terkait, sehingga seluruh kelompok yang terkait (guru, karyawan, siswa, orang tua, masyarakat, pemerintah) bersama-sama berperan aktif untuk mewujudkannya.
Visi pada umumnya dirumuskan dengan kalimat: (1) filosofis, (2) khas, (3) mudah diingat. Berikut ini merupakan visi yang dirumuskan oleh sekolah kami, SMP Negeri 1Ngabang.
Visi SMPN 1 Ngabang
“Unggul dalam Prestasi Akademik dan Non Akademik dengan didasari Iman dan Taqwa”
Kami memilih visi ini untuk tujuan jangka panjang, jangka menengah dan jangka pendek. Visi ini menjiwai warga sekolah kami untuk selalu mewujudkannya setiap saat dan berkelanjutan dalam mencapai tujuan sekolah.
Visi tersebut mencerminkan profil dan cita-cita sekolah yang:
a. berorientasi ke depan dengan memperhatikan potensi kekinian
b. sesuai dengan norma dan harapan masyarakat
c. ingin mencapai keunggulan
d. mendorong semangat dan komitmen seluruh warga sekolah/madrasah
e. mendorong adanya perubahan yang lebih baik
f. mengarahkan langkah-langkah strategis (misi) sekolah/madrasah
Untuk mencapai visi tersebut, perlu dilakukan suatu misi berupa kegiatan jangka panjang dengan arah yang jelas. Berikut ini merupakan misi yang dirumuskan berdasarkan visi di atas.
Misi SMPN 1 Ngabang
”Terlaksananya Kegiatan PBM secara Efektif, Efisien, Kreatif dan inovatif untuk mampu meraih suatu Prestasi”
Di setiap kerja komunitas pendidikan, kami selalu menumbuhkan disiplin sesuai aturan bidang kerja masing-masing, saling menghormati dan saling percaya dan tetap menjaga hubungan kerja yang harmonis dengan berdasarkan pelayanan prima, kerjasama, dan silaturahmi. Penjabaran misi di atas meliputi:
1. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif sehingga setiap siswa berkembang secara optimal, sesuai dengan potensi yang dimiliki.
2. Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif kepada seluruh warga sekolah.
3. Mendorong dan membantu setiap siswa untuk mengenali potensi dirinya, sehingga dapat berkembang secara optimal.
4. Menumbuhkan dan mendorong keunggulan dalam penerapan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
5. Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama yang dianut dan budaya bangsa sehingga terbangun siswa yang kompeten dan berakhlak mulia.
6. Mendorong lulusan yang berkualitas, berprestasi, berakhlak tinggi, dan bertaqwa pada Tuhan Yang Maha Esa.
Misi merupakan kegiatan jangka panjang yang masih perlu diuraikan menjadi beberapa kegiatan yang memiliki tujuan lebih detil dan lebih jelas. Berikut ini jabaran tujuan yang diuraikan dari visi dan misi di atas.
Tujuan SMPN 1 Ngabang
Tujuan sekolah kami merupakan jabaran dari visi dan misi sekolah agar komunikatif dan bisa diukur sebagai berikut:
1. Unggul dalam kegiatan keagamaan dan kepedulian sekolah.
2. Unggul dalam perolehan nilai UAN.
3. Unggul dalam persaingan masuk ke jenjang SMA negeri dan sekolah-sekolah ternama.
4. Unggul dalam penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama bidang sains, matematika, komputer dan bahasa.
5. Unggul dalam lomba-lomba olah raga, kesenian, PMR, Paskibra, dan Pramuka.
6. Unggul dalam kebersihan dan penghijauan sekolah.
Tujuan sekolah kami tersebut secara bertahap akan dimonitoring, dievaluasi, dan dikendalikan setiap kurun waktu tertentu, untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan (SKL) Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah yang dibakukan secara nasional, sebagai berikut:
1. Meyakini, memahami, dan menjalankan ajaran agama yang diyakini dalam kehidupan.
2. Memahami dan menjalankan hak dan kewajiban untuk berkarya dan memanfaatkan lingkungan secara bertanggung jawab.
3. Berpikir secara logis, kritis, kreatif, inovatif dalam memecahkan masalah, serta berkomunikasi melalui berbagai media.
4. Menyenangi dan menghargai seni dan budaya.
5. Menjalankan pola hidup bersih, bugar, dan sehat.
6. Berpartisipasi dalam kehidupan sebagai cerminan rasa cinta dan bangga terhadap bangsa dan tanah air.
Selanjutnya, atas keputusan bersama guru dan siswa, SKL tersebut lebih kami rinci sebagai profil siswa SMP Negeri 1 Ngabang sebagai berikut:
1. Mampu menampilkan kebiasaan sopan santun dan berbudi pekerti sebagai cerminan akhlak mulia dan iman taqwa.
2. Berusaha untuk mampu berbahasa Inggris secara aktif.
3. Mampu mengaktualisasikan diri dalam berbagai seni dan olah raga, sesuai pilihannya.
4. Mampu mendalami cabang pengetahuan yang dipilih.
5. Mampu mengoperasikan komputer aktif untuk program microsoft word, exsel, dan desain grafis.
6. Mampu melanjutkan ke SMA/SMK terbaik sesuai pilihannya melalui pencapaian target pilihan yang ditentukan sendiri.
7. Mampu bersaing dalam mengikuti berbagai kompetisi akademik dan non akademik di tingkat kecamatan, kodya, propinsi, dan nasional.
8. Mampu memiliki kecakapan hidup personal, sosial, environmental dan pra-vocasional.
C. Pengertian
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus.
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi , kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran merupakan bagian dari perencanaan proses pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar.
BAB II
STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM
A. Struktur Kurikulum
Pada struktur kurikulum pendidikan dasar dan menengah berisi sejumlah mata pelajaran yang harus disampaikan kepada peserta didik. Mengingat perbedaan individu sudah barang tentu keluasan dan kedalamannya akan berpengaruh terhadap peserta didik pada setiap satuan pendidikan. Program pendidikan terdiri dari Pendidikan Umum, Pendidikan Kejuruan, dan Pendidikan Khusus. Pendidikan Umum meliputi tingkat satuan pendidikan sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), dan sekolah menengah atas (SMA). Pendidikan Kejuruan terdapat pada sekolah menengah kejuruan (SMK). Pendidikan khusus meliputi sekolah dasar luar biasa(SDLB), sekolah menengah pertama luar biasa(SMPLB), dan sekolah menengah atas luar biasa(SMALB) dan terdiri atas delapan jenis kelainan berdasarkan ketunaan.
Pada program pendidikan di sekolah menengah pertama (SMP) dan yang setara, jumlah jam mata pelajaran sekurang-kurangnya 32 jam pelajaran setiap minggu. Setiap jam pelajaran lamanya 40 menit. Jenis program pendidikan di SMP dan yang setara, terdiri dari program umum meliputi sejumlah mata pelajaran yang wajib diikuti seluruh peserta didik, dan program pilihan meliputi mata pelajaran yang menjadi ciri khas keunggulan daerah berupa mata pelajaran muatan lokal. Mata pelajaran yang wajib diikuti pada program umum berjumlah 10, sementara keberadaan mata pelajaran Muatan Lokal ditentukan oleh kebijakan Dinas setempat dan kebutuhan sekolah.
Pengaturan beban belajar menyesuaikan dengan alokasi waktu yang telah ditentukan dalam struktur kurikulum. Setiap satuan pendidikan dimungkinkan menambah maksimum empat jam pembelajaran per minggu secara keseluruhan. Pemanfaatan jam pembelajaran tambahan mempertimbangkan kebutuhan peserta didik dalam mencapai kompetensi, di samping memanfaatkan mata pelajaran lain yang dianggap penting namun tidak terdapat di dalam struktur kurikulum yang tercantum di dalam Standar Isi. Dengan adanya tambahan waktu, satuan pendidikan diperkenankan mengadakan penyesuaian-penyesuaian. Misalnya mengadakan program remediasi bagi peserta didik yang belum mencapai standar ketuntasan belajar minimal.
B. Muatan Kurikulum
Muatan kurikulum SMP/MTs meliputi sejumlah mata pelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama tiga tahun mulai Kelas VII sampai dengan Kelas IX. Materi muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri merupakan bagian dari muatan kurikulum.
1. Mata Pelajaran
Mata pelajaran merupakan materi bahan ajar berdasarkan landasan keilmuan yang akan dibelajarkan kepada peserta didik sebagai beban belajar melalui metode dan pendekatan tertentu.
Pada bagian ini sekolah/madrasah mencantumkan mata pelajaran, muatan lokal, dan pengembangan diri beserta alokasi waktunya yang akan diberikan kepada peserta didik.
Untuk kurikulum SMP dan Madrasah Tsanawiyah, terdiri dari 10 mata pelajaran, muatan lokal, dan pengembangan diri yang harus diberikan kepada peserta didik.
Sekolah/madrasah dimungkinkan menambah maksimum empat jam pembelajaran per minggu secara keseluruhan sesuai dengan kebutuhan peserta didik dalam mencapai kompetensi, dan /atau dimanfaatkan untuk mata pelajaran lain yang dianggap penting dengan mengungkapkan beberapa alasannya. Misalnya Komputer sebagai bagian dari Muatan Lokal pada struktur di atas, merupakan penambahan dari mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).
Selain itu, perlu juga ditegaskan, bahwa:
1. Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 40 menit
2. Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (dua semester) adalah 34-38 minggu.
Di sekolah kami, SMP Negeri 1 Ngabang, terdapat program intra kurikuler seperti tabel di atas dan juga ekstra kurikuler yang dikembangkan dalam program Pengembangan Diri. Waktu belajar di sekolah kami dimulai dari pukul 7.00 pagi hingga pukul 13.40 selama 5 hari dari hari Senin hingga Jumat. Khusus hari Senin, ada tambahan kegiatan upacara hingga jam pulang sekolah adalah pukul 14.25. Pada hari Sabtu, digunakan untuk program ekstra kurikuler. Khusus hari Jum’at, bubar kelas pukul 11.45 dilanjutkan sholat Jum’at berjama’ah.
2. Muatan Lokal
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak sesuai menjadi bagian dari mata pelajaran lain dan atau terlalu banyak sehingga harus menjadi mata pelajaran tersendiri. Substansi muatan lokal ditentukan oleh sekolah, tidak terbatas pada mata pelajaran seni-budaya dan keterampilan, tetapi juga mata pelajaran lainnya, seperti Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di SMP. Muatan lokal merupakan mata pelajaran, sehingga sekolah harus mengembangkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk setiap jenis muatan lokal yang diselenggarakan. Sekolah dapat menyelenggarakan satu mata pelajaran muatan lokal setiap semester, atau dua mata pelajaran muatan lokal dalam satu tahun.
Muatan lokal yang menjadi ciri khas daerah dan diterapkan di sekolah kami adalah:
3. Kegiatan Pengembangan Diri
Pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat, setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri di bawah bimbingan konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dapat dilakukan antara lain melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karier peserta didik serta kegiatan ekstrakurikuler, seperti kepramukaan, kepemimpinan, kelompok seni-budaya, kelompok tim olahraga, dan kelompok ilmiah remaja.
Pengembangan Diri di sekolah meliputi program berikut
- Bimbingan Karir (BK)
Dilaksanakan sebagai bagian dari program pembelajaran dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran.
- Kelompok Ilmiah Remaja (KIR)
- Rohani Islam, katolik dan Kristen
- Pramuka
- Paskibra
- Kesenian : seni tari, vokal group.
- Olah raga (sepak takraw, tenis meja, Voli, sepak bola mini, karate, pencak silat, poco-poco dan bulutangkis).
Pada umumnya, program tersebut dilaksanakan 1 x dalam seminggu pada hari sabtu. Khusus untuk Rohani Islam dilaksanakan tiap hari jumat dalam bentuk Tadarussan, sementara Rohani Kristen dan katolik dilaksanakan pada hari Jum’at dalam bentuk Kebaktian. Program Pembiasaan dilakukan melalui kegiatan Tadarussan, sholat berjamaah, dan Upacara.
4. Pengaturan Beban Belajar
Beban belajar ditentukan berdasarkan penggunaan sistem pengelolaan program pendidikan yang berlaku di sekolah pada umumnya saat ini, yaitu menggunakan sistem Paket. Adapun pengaturan beban belajar pada sistem tersebut sebagai berikut.
a. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran pada sistem paket dialokasikan sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum. Pengaturan alokasi waktu untuk setiap mata pelajaran yang terdapat pada semester ganjil dan genap dalam satu tahun ajaran dapat dilakukan secara fleksibel dengan jumlah beban belajar yang tetap. Satuan pendidikan dimungkinkan menambah maksimum empat jam pembelajaran per minggu secara keseluruhan. Pemanfaatan jam pembelajaran tambahan mempertimbangkan kebutuhan peserta didik dalam mencapai kompetensi, di samping dimanfaatkan untuk mata pelajaran lain yang dianggap penting dan tidak terdapat di dalam struktur kurikulum yang tercantum di dalam Standar Isi.
b. Alokasi waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur dalam sistem paket untuk SMP/MTs/SMPLB adalah antara 0% - 50% dari waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan. Pemanfaatan alokasi waktu tersebut mempertimbangkan potensi dan kebutuhan peserta didik dalam mencapai kompetensi.
5. Ketuntasan Belajar
Ketuntasan belajar setiap indikator yang dikembangkan sebagai suatu pencapaian hasil belajar dari suatu kompetensi dasar berkisar antara 0-100%. Kriteria ideal ketuntasan untuk masing-masing indikator 75%. Sekolah harus menentukan kriteria ketuntasan minimal sebagai target pencapaian kompetensi (TPK) dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik serta kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran. Sekolah secara bertahap dan berkelanjutan selalu mengusahakan peningkatan kriteria ketuntasan belajar untuk mencapai kriteria ketuntasan ideal.
Berikut ini tabel nilai ketuntasan belajar minimal yang menjadi target pencapaian kompetensi (TPK) di SMP 1 Ngabang yang berlaku saat ini.
6. Kenaikan Kelas dan Kelulusan
Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun ajaran. Kriteria kenaikan kelas di SMP negeri 1 Ngabang berlaku setelah siswa memenuhi persyaratan berikut, yaitu:
a. menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
b. memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan;
c. Tidak Lebih dari tiga mata pelajaran tidak tuntas dalam satu tahun.
d. Di sekolah kami, kenaikan kelas juga mempertimbangkan kehadiran di kelas mencapai minimal 90%.
Dengan mengacu kepada ketentuan PP 19/2005 Pasal 72 Ayat (1), peserta didik dinyatakan lulus dari SMP Negeri 1 Ngabang setelah memenuhi persyaratan berikut, yaitu:
a. menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
b. memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan;
c. lulus ujian sekolah untuk kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi;
e. lulus Ujian Nasional;
f. Di sekolah kami, kelulusan juga mempertimbangkan kehadiran di kelas mencapai minimal 90%.
BAB III
KALENDER PENDIDIKAN
Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran. Kalender pendidikan mencakup permulaan tahun ajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur.
Setiap permulaan tahun pelajaran, tim penyusun program di sekolah menyusun kalender pendidikan untuk mengatur waktu kegiatan pembelajaran selama satu tahun ajaran yang mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur. Pengaturan waktu belajar di sekolah/madrasah mengacu kepada Standar Isi dan disesuaikan dengan kebutuhan daerah, karakteristik sekolah/madrasah, kebutuhan peserta didik dan masyarakat, serta ketentuan dari pemerintah/pemerintah daerah.
Beberapa aspek penting yang menjadi pertimbangan dalam menyusun kalender pendidikan sebagai berikut:
- permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada awal tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan. Permulaan tahun pelajaran telah ditetapkan oleh Pemerintah yaitu bulan Juli setiap tahun dan berakhir pada bulan Juni tahun berikutnya.
- minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap tahun pelajaran. Sekolah/madrasah dapat mengalokasikan lamanya minggu efektif belajar sesuai dengan keadaan dan kebutuhannya.
- waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu, meliputi jumlah jam pembelajaran untuk seluruh matapelajaran termasuk muatan lokal, ditambah jumlah jam untuk kegiatan pengembangan diri.
- waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan pembelajaran terjadwal. Hari libur sekolah/madrasah ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional, dan/atau Menteri Agama dalam hal yang terkait dengan hari raya keagamaan, Kepala Daerah tingkat Kabupaten/Kota, dan/atau organisasi penyelenggara pendidikan dapat menetapkan hari libur khusus.
- waktu libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antar semester, libur akhir tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk hari-hari besar nasional, dan hari libur khusus.
- libur jeda tengah semester, jeda antarsemester, libur akhir tahun pelajaran digunakan untuk penyiapan kegiatan dan administrasi akhir dan awal tahun.
- sekolah/madrasah-sekolah pada daerah tertentu yang memerlukan libur keagamaan lebih panjang dapat mengatur hari libur keagamaan sendiri tanpa mengurangi jumlah minggu efektif belajar dan waktu pembelajaran efektif.
- bagi sekolah/madrasah yang memerlukan kegiatan khusus dapat mengalokasikan waktu secara khusus tanpa mengurangi jumlah minggu efektif belajar dan waktu pembelajaran efektif.
- Hari libur umum/nasional atau penetapan hari serentak untuk setiap jenjang dan jenis pendidikan disesuaikan dengan Peraturan Pemerintah Pusat/Provinsi/Kabupaten/Kota.
BAB IV
PENUTUP
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ini berisi tentang Visi, Misi,dan tujuan sekolah, struktur dan muatan kurikulum, kalender pendidikan. Dilampiri silabus / RPP tiap serta pelajaran.
Struktur muatan kurikulum dan kriteria ketuntasan minimum setiap tahun diadakan perubahan dan diharapkan terjadi peningkatan dari tahun ke tahun sehingga mendekati kriteria yang ideal.
Dokumen KTSP ini merupakan kurikulum yang secara oprasional dilaksanakan di SMP Negeri 1 Ngabang. Dengan KTSP ini diharapakan semua kegiatan pembelajaran di SMPN 1 Ngabang dapat dilaksanakan dengan baik sehingga apa yang dicita-citakan sekolah dapat tercapai.
Puji Syukur Kami Panjantkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, kkritik dan saran yang bersipat membagun sangat kami harapkan untuk perbaikan di tahun-tahun mendatang.

baca selengkapnya bohh..
Template by - REDEMTIUS SUPRIYANTO, S.Pd - 2009 - kreasijaskes