Selasa, 24 November 2009

Laporan Pelaksanaan Pelatihan Participant Teacher

LAPORAN

PELAKSANAAN PROGRAM PELATIHAN

PENDAMPINGAN PEMANFAATAN ICT MGMP UNTUK PARTICIPANT TEACHER
DI KABUPATEN LANDAK KALIMANTAN BARAT


KELOMPOK MGMP MATEMATIKADAN BAHASA INGGRIS

SMP NEGERI 1 NGABANG TAHUN 2009

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena rahmatnya sehingga dapat terlaksana kegiatan Pelatihan Pendampingan Pemanfaatan ICT-KKG/MGMP untuk Participant Teacher di gugus MGMP Matematika SMP Negeri 1 Ngabang, guna meningkatkan kualitas pendidikan bagi bangsa Indonesia pada umumnya dan khususnya kabupaten Landak, melalui program peningkatan mutu guru dalam penguasaan IPTEK dan pemanfaatan media pembelajaran.

Program ini lebih berorientasi pada pemberdayaan KKG/MGMP yang merupakan wadah dalam menampung kegiatan guru sesama bidang studi dan menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya di kelas secara berkesinambungan, saling mencurahkan gagasan / ide dalam mendesain model pembelajaran, merancang strategi dalam mengimplementasikan berbagai program peningkatan mutu yang dapat memotivasi guru untuk mengembangkan diri.

Mengingat begitu strategisnya peran KKG/MGMP bagi peningkatan mutu guru, maka program yang berbasis TIK ini diharapkan mampu meningkatkan jumlah guru yang menggunakan TIK dalam membantu siswa untuk belajar konsep bidang studi secara lebih mendalam.

Dalam kegiatan Pelatihan Pendampingan Participant Teacher ini kami berharap semua guru di gugus MGMP Matematika SMP Negeri 1 Ngabang dapat menguasai dan mampu menerapkan IPTEK, sehingga proses pembelajaran dapat dilakukan secara efektif dan efisien.

Dan pada akhirnya, kami selaku penyusun laporan kegiatan Pelatihan Pendampingan Participant Teacher KKG/MGMP Matematika Gugus SMP Negeri 1 Ngabang ini dapat kami laksanakan dengan baik berkat kerjasama pimpinan sekolah dan para dewan guru.

Ngabang, 29 Nopember 2009

Penyusun

Redemtius Supriyanto, S.Pd

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring dengan era kemajuan dan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) menuntut pada semua guru atau tenaga pendidik untuk tanggap terhadap perkembangan tersebut. Saat ini sangat memprihatinkan sekali masih banyak guru yang belum mengenal bahkan menguasai teknologi khususnya komputer apalagi memanfaatkannya.Untuk itu dirasa perlu kegiatan Pelatihan Pendampingan Participant Teacher KKG/MGMP di Gugus MGMP Matematika SMP Negeri 1 Ngabang, sehingga guru dapat menguasai dan memanfaatkan IPTEK menuju pembelajaran yang efektif dan efisien dengan memanfaatkan Media Teknologi Pembelajaran dalam proses belajar mengajar

B. Permasalahan

Dari latar belakang masalah yang diuraikan di atas maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut :

1. Banyaknya guru yang belum mengenal komputer dalam proses pembelajaran.

2. Banyaknya guru yang belum memanfaatkan komputer dalam proses pembelajaran.

3. Banyaknya sekolah yang belum memiliki sarana dan prasarana Teknologi khususnya komputer.

4. Kurangnya kesadaran guru dalam mengembangkan diri pada bidang Teknologi khususnya komputer.

C. Nama Kegiatn

Jenis Kegiatan yang akan dilaksanakan adalah ” Pelatihan Pendampingan Pemanfaatan ICT-KKG/MGMP Untuk Participant Teacher Gugus MGMP Matematika SMP Negeri 1 Ngabang Kab. Landak”.

D. Manfaat Kegiatan

Manfaat utama program Pelatihan Pendampingan Pemanfaatan ICT-KKG/MGMP Untuk Participant Teacher Gugus MGMP Matematika SMP Negeri Ngabang ini adalah untuk menciptakan suatu sistem KKG/MGMP yang mampu memberdayakan diri secara bertahap dengan mandiri sebagai wadah guru dalam melaksanakan tugasnya guna mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,ahlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara dengan dukungan TIK yang memadai.Hasil Yang diharapkan dari pelaksanaan kegiatan ini adalah :

1. Guru mampu dan menguasai teknologi khususnya komputer dalam pelaksanaan proses belajar mengajar.

2. Guru Mampu dan menguasai Internet sebagai sarana informasi pendidikan dalam pelaksanaan proses belajara mengajar.

3. Guru Mampu memanfaatkan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar.

E. Sasaran

Sasaran dari program Pelatihan Pendampingan Pemanfaatan ICT-KKG/MGMP Untuk Participant Teacher Gugus MGMP Matematika SMP Negeri 1 Ngabang ini adalah semua guru bidang studi di SMP Negeri 1 Ngabang.

BAB II

IMPLEMENTASI KEGIATAN

A. Microsoft Word

Microsoft Word adalah program yang digunakan untuk mengolah kata atau teks.

Dalam Pelatihan pendampingan Pemanfaatan ICT-KKG/MGMP Untuk Participant Teacher Gugus MGMP Matematika SMP Negeri 1 Ngabang ini akan disampaikan materi al :

a. Membuat Naskah soal

b. Membuat Sertifikat

c. Membuat Tata Tertib Kelas

B. Microsoft Exell

Microsoft Exell adalah program yang digunakan untuk mengolah angka atau keuangan.

Dalam Pelatihan Pemanfaatan ICT-KKG/MGMP Untuk Participant Teacher Gugus MGMP Matematika SMP Negeri 1 Ngabang ini akan disampaikan materi al :

a. Membuat Daftar Nilai

b. Membuat Denah Tempat Duduk Siswa

c. Membuat Grafik

d. Membuat Inventaris Kelas

C. Microsoft Power Point

Microsoft Power Point adalah program yang digunakan untuk presentasi; seminar, pelatihan, penataran, raker,simposium, proses belajar mengajar dll.

Dalam Pelatihan Pendampingan Pemanfaatan ICT-KKG/MGMP Untuk Participant Teacher Gugus MGMP Matematika SMP Negeri 1 Ngabang ini akan disampaikan materi al :

a. Membuat Bahan Presentasi Bahan Ajar (Kurikulum)

b. Membuat Bahan Presentasi Tatib Lab. Komputer

c. Membuat Tata Tertib Kelas

D. Internet

Internet adalah suatu program yang digunakan untuk menjelajah dunia maya ; chating, download lagu, download gambar, download berita, kirim E-mail dll

Dalam Pelatihan Pendampingan Pemanfaatan ICT-KKG/MGMP Untuk Participant Teacher Gugus MGMP Matematika SMP Negeri 1 Ngabang ini akan disampaikan materi al :

a. Membuat E-mail di Yahoo

b. Mengirim E-mail di Yahoo

c. Membuat E-mail di Google

d. Mengirim E-mail di google

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dengan adanya kegiatan Pelatihan Participant Teacher kami merasa sangat bangga karena banyak guru yang belum tau dan mengerti manfaat dan pentingnya mempelajari komputer. Apalagi guru-guru di daerah banyak yang belum mengenal tentang ICT dan dengan kegiatan tersebut guru-guru sangat merasakan begitu besar menfaat mempelajari komputer untuk meningkatkan dalam proses belajar mengajar. Dengan kegiatan yang sangat singkat ini sangat berarti bagi guru meskipun dirasakan tidak puas akan keingintahuannya. Guru-guru mulai senang dan berusaha maksimal akan pentingnya mempelajari teknologi terutama tentang komputer.

B. Saran-Saran

Kami penuis mengharap dengan sangat sumbang saran, pendapat dari pembaca demi perbaikan dan kesempurnaan tulisan ini, karena kami sangat percaya bahwa apa yang saya tulis pada artikle ini jauh dari memuaskan pembaca maupun pengunjung blog ini.

baca selengkapnya bohh..

Pelatihan Participant Teacher


PELATIHAN PARTICIPAN TEACHER PENDAMPINGAN PEMANFAATAN
ICT KKG-MGMP GUGUS I SMP NEGERI 1 NGABANG
TAHUN 2009

Pada awal bulan November tepatnya tanggal 8 MGMP Gugus SMPN 1 Ngabag telah memulai kegiatan Pelatihan Participant Teacher di SMPN 1 Ngabang. Kegiatan dilaksanakan tiap hari Minggu di mulai jam 13.00 s.d 17.00 wib. Dengan semangat yang tinggi dari peserta tidak terasa waktu semakin malam sampai waktu menunjukkan jam 18.00 karena keingintahuan dari para guru tentang pelatihan komputer tersebut. Kegiatan Tersebut semula akan di buka oleh Kabid Dikmen Kabupaten Landak Bpk. Saul Ngange, S.Pd Namun karena sesuatu hal yang tidak dapat ditinggalkan maka kegiatan ini dibuka oleh Ketua MGMP Gugus I selaku kepala sekolah SMPN 1 Ngabang yaitu Bpk. Valentinus. Syukur atas kerjasama panitia kegiatan ini berjalan dengan lancar dan sesuai dengan jadwal dari peserta yang di undang 36 orang semuanya dapat hadir hal ini menambah semangat panitia dalam memberikan materi pelatihan. Adapun Materi kegiatan pada hari pertama adalah pengenalan dasar Microsoft Office Word.
Pada hari Minggu tanggal 15 Juga demikian sangat antusias para guru untuk mengikuti kegiatan Pelatihan Participant Teacher dengan materi pengenalan dasar Microsoft Office Excel. Kegiatan ini dilaksanakan di Laboratorium computer SMP Negeri 1 Ngabang dengan jumlah komputer yang dimiliki 30 Unit dan ditambah 6 Unit Laptop dari LPMP Kalbar yang juga di pake oleh peserta pelatihan. Kegiatan Pelatihan ini makin lama bukan makin membosankan namun semakin menarik dan menmotivasi para peserta akan keingintahuannya mengenai computer karena semakin berat materinya dan semakin sedikit mengerti apa yang selama ini mereka belum mengerti tentang penggunaan Komputer.
Kegiatan Yang ketiga pelatihan Participant Teacher dilaksanakan pada hari Minggu tanggal 22 November 2009 di tempat yang sama dengan materi Microsoft Office Power Point, materi ini sangat menarik karena guru dituntut harus bisa membuat power point yang mana nantinya diharapkan guru dapat menerapkannya sebagai sarana untuk meningkatkan kemampuannya didalam menyiapkan perangkat pembelajaran melalui media yaitu mengajar dengan menggunakan LCD sehingga proses pembelajaran lebih menarik dan sangat efektif dan efisien dari segi waktu yang digunakan. Maka dari itu pada materi ini peserta diberi tugas membuat atau belajar mendesain lembar kerja di power point. Kegiatan ini di pandu oleh Tim MGMP Gugus I kelompok Matematika dan Baha Inggris sehingga jumlah total peserta pelatihan Participant Teacher berjumlah 72 orang dan didampingi 6 orang tiap Kelompok sehingga pendamping seluruhnya berjumlah 12 orang untuk kelompok Matematika dan Bahasa Inggris.
Pada hari Minggu tanggal 29 merupakan kegiatan terakhir pelatihan Participant Teacher di Gugus I MGMP SMP Negeri 1 Ngabang Kabupaten Landak Provinsi Kalimantan Barat. Kami segenap Master Teacher Gugus I SMP Negeri 1 Ngabang mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak Dinas Pendidikan yang telah merespon kegiatan yang kami laksanakan dan terutama kepada LPMP Kalimantan Barat yang telah memberikan fasilitas terutama peralatan berupa Laptop 6 buah, LCD 2 buah, Printer 2 buah, Genius Pen, Modem Flash 2 buah yang kesemuanya ini merupakan andil LPMP yang telah memfasilitasi dalam memperjuangkan peningkatan pendidikan Kalimantan Barat terutama bagi sekolah-sekolah dan tenaga guru yang ada di daerah terpencil. Harapan saya ke depan lebih ditingkatkan lagi demi peningkatan anak bangsa ini demi menyongsong ketertinggalan pendidikan dengan wilayah jawa. Dengan usaha pemerintah dan lembaga saya yakin kedepan semua hambatan dapat teratasi dengan baik. Dengan ini kami selaku anggota Master Teacher Gugus I MGMP SMP Negeri 1 Ngabang telah selesai melaksanakan kegiatan dengan lancer dan tanpa adanya hambatan sesuai dengan rencana dan selaku Ketua sekaligus kepala Sekolah SMP Negeri 1 Ngabang yaitu Bpk. Valentinus bersedia menutup kegiatan pelatihan penampingan ICT KKG-MGMP Gugus SMP Negeri 1 Ngabang kelompok MGMP Matematika dan Bahasa Inggris.
Berikut Daftar Nama Master Teacher Gugus I MGMP SMP Negeri 1 Ngabang :
Gugus MGMP Bahasa Inggris :
1. Valentinus
2. Deni Irawan, S.Pd.I
3. Aspiandi, SE, S.Pd.Ing
4. Hilaria Weni, SS
5. Paskasia Riana Susanti, S.Pd
6. Antonius, S.Pd
Gugus MGMP Matematika :
1. Yuliana Lawi
2. Datinus, S.Pd
3. Iriantina
4. A. Andre, S.Pd
5. Susana, S.Pd
6. Redemtius Supriyanto, S.Pd

baca selengkapnya bohh..

Rabu, 17 Juni 2009

Program Kerja KOKAB Landak

PROGRAM KERJA
KOMITE OLAHRAGA KABUPATEN LANDAK
TAHUN 2009-2013


I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Pemikiran
1. PORPROV X 2010 telah ditetapkan akan diselenggarakan di Kabupaten Sintang. Sejalan dengan hal tersebut KOKAB Landak bertekad untuk memperbaiki peringkat yang telah dicapai pada PORPROV IX 2006 di Pontianak.
2. Untuk mewujudkan tekad tersebut butir satu diatas KOKAB Landak bekerja sama dengan anggota Pengkab serta Pemda dalam upaya meningkatkan kualitas dan kuantitas pernbinaan prestasi atlet, dengan demikian diharapkan Kontingen PORPROV Landak 2010 dapat memberangkatkan anggotanya dengan jumlah yang lebih besar dan berkualitas baik dalam cabang olahraga maupun atletnya.
3. Berkaitan dengan uraian tersebut, maka melalui Rapat Anggota ini harus dapat melahirkan suatu Program Kerja KOKAB Landak Masa Bhakti 2009-2013 yang realistis dengan titik beratnya pada pembinaan prestasi dan perbaikan / pembangunan sarana prasarana olahraga yang memadai.
4. Selama kurun waktu empat tahun dari tahun 2009 s.d 2013 kita baru dapat memanfaatkan waktu dan potensi yang ada dengan seefektif dan seefisien mungkin antara lain:
a. Tahun 2009 kita isi dengan kegiatan konsolidasi organisasi dan kekuatan personil maupun fasilitas pendukungnya.
b. Tahun 2010 kita isi dengan kegiatan PORPROV yang didahului dengan kegiatan PORKAB se Kabupaten Landak, sebagai ajang seleksi untuk mendapatkan atlet yang berkualitas.
c. Tahun 2011. ……………
d. Tahun 2012. …………….
5. Untuk mempersiapkan hal-hal tersebut dalam butir empat, diperlukan adanya persiapan administrasi, dukungan dana yang memadai dan tidak kalah pentingnya penyiapan sarana dan prasarana olahraga secara dini dan memenuhi kriteria cabang olahraga yang akan kita terjunkan kedalam PORPROV X 2010 mendatang, oleh karenanya dalam Program Kerja ini harus dapat dituangkan secara jelas.

B. Maksud dan Tujuan
Rancangan Program Kerja KOKAB Landak 2009-2013 merupakan pedoman pelaksanaan kerja aparat KOKAB Landak beserta unsur pelaksananya dengan maksud untuk menyikapi perbaikan prestasi olahraga di Kabupaten landak pada PORPROV X 2010 di Kabupaten Sintang yang akan datang, serta bertujuan untuk memberi arahan dalam pelaksanaan tugas dalam mengikuti PORPROV X 2010 yang merupakan ajang peningkatan prestasi bagi atlet andalan Kabupaten Landak.

C. Sasaran
1. Dapat terselenggaranya Program Kerja Jangka Pendek (Tahunan) maupun Jangka Sedang yang meliputi Program Konsolidasi, PORPROV X 2010, dimana kegiatan ini akan dimulai pada tahun 2009.
2. Terbentuknya Tim inti Kontingen Kabupaten Landak pada PORPROV X 2010 yang ditangani oleh personil yang professional dibidangnya serta memiliki dedikasi dan loyalitas yang tinggi terhadap pembinaan olahraga, maka dengan demikian diharapkan atlet yang lolos seleksi mendapatkan latihan yang optimal sehingga mereka merupakan atlet yang handal dan berkualitas serta mampu berlaga di PORPROV X 2010 dengan prestasi yang diharapkan dapat meningkatkan peringkat olahraga Kabupaten Landak yang lebih baik dari prestasi yang diraih pada PORPROV IX 2006 di Pontianak.

II.KEADAAN

Gambaran keadaan atlet olahraga Kabupaten Landak sebagai hasil PORPROV IX 2006 di Pontianak telah diketahui bahwa Kontingen Kabupaten Landak mampu menduduki peringkat …. besar dari 13 Kabupaten dengan meraih …. Medali Emas …. Medali Perak dan …. Medali Perunggu berarti berada dalam papan bawah, untuk itu kita masih harus tanggap dan waspada terhadap kemampuan dan atlet kabupaten lain di luar Kabupaten Landak yang juga berusaha keras untuk meningkatkan prestasi masing-masing, oleh karena itu dalam mempersiapkan atlet untuk PORPROV X 2010 harus dapat dilaksanakan oleh semua pihak yang terkait secara terpadu untuk mengatasi semua tantangan, hambatan dan ancaman yang dihadapi kedepan seperti:

A. Tantangan

Terbatasnya sumber daya manusia di bidang olahraga khususnya pelatih yang berkualifikasi nasional dan dana yang sangat terbatas, sehingga hal tersebut merupakan tantangan bagi kita sekalian dalam mempersiapkan atlet Landak untuk mengikuti PORPROV X 2010, dengan demikian kita harus:
1. Memilih dan menentukan pelatih yang berkualitas dengan dukungan dana yang terjangkau.
2. Menetapkan cabang olahraga prioritas yang diprediksi dapat mendulang medali emas, perak dan perunggu.
3. Melaksanakan penataran, pelatihan para pelatih baik secara lokal maupun nasional.
4. Mampu menggali sumber dana yang optimal baik dari bantuan Pemda maupun partisipasi masyarakat sehingga dana untuk mengikuti PORPROV X 2010 yang telah direncanakan dapat dicapai.

B. Hambatan

Saat ini hambatan yang sangat dirasakan adalah terbatasnya sumber dana ditingkat Pemda Kabupaten dan mulai menurunnya hasil hutan dan Kelapa Sawit sehingga para pengusaha dibidang perkayuan dan perkebunan kurang dapat berpartisipasi dalam memberikan dukungan dana pembinaan olahraga disamping belum adanya pembina dan pelatih olahraga prestasi yang profesional yang ada di Pengkab maupun di klub-klub olahraga.

C. Peluang

1. Di era ototomi daerah ini diharapkan Pengkab dapat lebih memainkan perannya dalam hal keikutsertaannya membina para atlet yang telah terpilih dan dipersiapkan dalam kontingen Landak pada PORPROV X 2010.
2. Atlet olahraga prestasi yang berhasil lolos ke PON adalah bersumber dari cabang olahraga yang berasal dari Pengkab se Kabupaten Landak sehingga diharapkan Pemda dapat mengalokasikan dana pembinaan prestasi olahraga melalui APBD serta dapat memberikan kesempatan bekerja menjadi PNS pada atlet yang meraih medali pada PON.

III. RENCANA OPERASIONAL PROGRAM KERJA
TAHUN 2009-2013

A. Konsep Operasi

Rencana Operasional Program Kerja KOKAB Landak Tahun 2009-20013 memuat konsep konsolidasi dan operasi penyelenggaraan PORKAB, PORPROV dan menyelenggarakan dukungan sarana prasarana olahraga yang memadai serta dukungan biaya yang sekaligus merupakan upaya akhir untuk memperbaiki prestasi Landak pada PORPROV X 2010 dengan berintikan tiga kegiatan pokok sebagai benkut:
1. Pembinaan Tim / Kontingen Landak untuk PORPROV X 2010 di Sintang
dengan menempuh langkah-langkal sebagai berikut:
a. Rapat Koordinasi dengan Pengkab.
b. Penyusunan Program Pembinaan menuju PORPROV X 2010 di Sintang.
c. Penyusunan anggaran biaya Training Center (TC) dan anggaran Kontingen.
d. Pemantauan/monitoring pelaksanaan pembinaan.
e. Persiapan pembentukan kontingen.
f. Pemberangkatan kontingen.
2. Mendukung pelaksanaan PORPROV X 2010 di Sintang dengan melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Pengadaan/perbaikan sarana prasarana olahraga.
b. Melaksanakan konsultasi dengan Panitia Pelaksana PORPROV X 2010 Sintang menurut cabangannya masing-masing.
c. Mengkonsultasikan Entry Form baik By Number maupun By Name.
d. Menyiapkan Tim Aju.
3. Menghimpun dan mengevaluasi hasil-hasil pertandingan/perlombaan pada PORPROV X 2010 di Sintang.

B. Waktu Pelaksanaan.

1. Konsolidasi organisasi dan personil serta penyelenggaraan PORKAB selarna 2 bulan dimulai dan bulan Januari s.d.Pebruari 2010.
2. Penyelenggaraan PORKAB dalam bulan Maret 2010 yang didahului dengan kegiatan Kejuaraaan antar Klub di tiap kecamatan.
3. Penyelenggaraan Training Center (TC) untuk PORPROV X 2009 dimulai bulan Arpil sampai dengan Agustus 2010 selama 5 bulan.
4. Pembangunan/perbaikan sarana prasarana olahraga dimulai Tahun Anggaran
2009 sampai dengan Tahun Anggaran 2013.

C. Pokok-Pokok Kegiatan.

1. Kegiatan Bidang Organisasi
Sasaran :
a. Konsolidasi organisasi
Program Kegiatan:
1). Meningkatkan tugas pokok masing-masing pengurus sesuai dengan bidangnya.
2). Efektifitas dan efisiensi kerja pengurus KOKAB Landak periode 2009-2013
b. Pembentukan Pengkab non aktif/sudah habis masa bhaktinya
Program Kegiatan:
1). Mengkoordinasikan dengan Pengkab agar segera melakukan rapat koordinasi dengan KOKAB Landak dalam rangka pembentukan Pengkab masing-masing.
2). Melaksanakan monitoring kepada Pengkab tersebut guna terselenggaranya pembentukan Pengkab tersebut.
c. Penjajakan pembentukan Komite Olahraga Kecamatan se Kabupaten Landak
Program Kegiatan:
1). Sosialisasi pembentukan Komite Olahraga Kecamatan
2). Mengkoordinasikan dengan Pengurus Wilayah Kecamatan se Kabupaten landak Landak.
d. Peningkatan kinerja KOKAB Landak dalam menyiapkan prestasi atlet menuju PORPROV X 2010.
Program Kegiatan:
1). Memberi arahan dan bimbingan kepada anggota KOKAB.Landak agar:
a). Anggota yang telah habis masa baktinya, segera melaksanakan Muskab guna menyusun pengurus masa bakti berikutnya.
b). Membuat program kerja sesuai dengan tahapan yang berkelanjutan dalam rangka menghadapi PORPROV X 2010.
c). Membuat dan menyampaikan laporan hasil pelaksanaan kegiatan Pengkab.
2). Memberikan arahan kepada Pengkab se Landak agar:
Membuat program kerja yang baik berkaitan dengan pembinaan organisasi, sarpras olahraga maupun pembinaan prestasi yang berorientasi pada peningkatan prestasi atlet menyongsong PORPROV X 2010.

2. Kegiatan Bidang Pembinaan Prestasi

Dengan memperhatikan hasil-hasil yang telah dicapai dalam periode Kepengurusan KOKAB Landak yang lalu dan perkembangan olahraga daerah Landak pada umumnya, tidak dapat disangkal lagi bahwa prestasi olahraga kita telah dapat berkembang menuju suatu peningkatan yang berarti walaupun dalam kurun waktu yang cukup lama.
Disatu sisi sumber daya atlet dan pelatih yang kita miliki memang cukup terbatas dibuktikan dengan ikutnya ….. atlet pada Pra PON, namun yang lolos PON hanya sekitar …… atlet. Disisi lain adanya pembelian atlet berprestasi oleh propinsi yang kuat finansialnya, telah menjadikan propinsi tersebut secara inisiatif dapat meraih prsetasi yang spektakuler dan rnenempatkannya pada posisi terhormat di event nasional.
Kondisi ini mengharuskan kita untuk mampu membuat suatu konseps 4
(empat) tahun kedepan melalui terobosan-terobosan agar prestasi olahraga
Landak tetap berada pada tempat yang terhormat.

KONDISI PRESTASI SAAT INI
Dari data yang ada sangat jelas bahwa kita tertinggal sekali dalam cabor yang memiliki banyak nomor seperti atletik, renang. Dalam teori kita telah menyepakati bahwa untuk melahirkan JUARA kita harus membinanya sedini mungkin, berkesinambungan, melalui talent secounting, seleksi, kompetensi dan seterusnya dan seterusnya dalam kurun waktu 8-10 tahun. Namun dalam realitanya sungguh sulit untuk di koordinasikan, disinkronisasikan apalagi untuk dilaksanakan. Dalam menjabarkan keinginan kita untuk dapat mendesain seorang JUARA, maka banyak faktor kunci yang harus dikuasai agar proses pembinaan dini tersebut dapat berjalan sesuai yang diharapkan:
a. Membangkitkan minat anak-anak usia dini untuk cinta kepada olahraga melalui orang tua, saudara-saudaranya atau club.
b. Hendaknya guru-guru olahraga/Pelatih-pelatih Cabor dapat melakukan pemanduan minat dan bakat serta latihan dasar bagi para pelajar pada usia dini.
c. Adanya club-club olahraga untuk menampung minat/bakat olahraga yang tumbuh di masyarakat.
d. Kemampuan untuk seleksi dengan manajemen yang baik agar setiap atlet berbakat dapat diikuti perkembangannya.
e. Sarana dan prasarana penunjang.
f. Pelatih yang berkualitas memiliki muatan IPTEK untuk lebih meningkatkan prestasi atlet.
g. Sinkronisasi Pendidikan formal dengan latihan olahraga.
h. Pemusatan Latihan Terpadu.

Sudah barang tentu untuk mendukung ini semua masalah financial menjadi salah satu faktor yang paling dominan, karena bagaimanapun dana merupakan salah satu faktor yang membatasi ruang gerak pembinaan prestasi olahraga, sarana, prasarana, pelatih yang berkualitas, kompetisi, penyelenggaraan kejurda, seleksi-seleksi dan sebagainya memerlukan dana yang tidak sedikit.
Propinsi yang kuat financialnya mencurahkan dana yang tidak sedikit untuk atletnya agar berprestasi di tingkat nasional dan internasional.
Dengan melihat faktor-faktor penentu terhadap pembinaan seorang atlet maka ada beberapa hal yang harus menjadi perhatian kita pada rencana kerja yang akan datang:
a. Pembibitan hendaklah berstandar pada Lembaga Pendidikan formal dalam hal ini DIKNAS atau club-club olahraga.
b. Memberdayakan Pengda dan Pengkab agar menghidupkan club-club olahraga dan merancang sistem pembinaan berkelanjutan.
c. Dengan adanya UU No.32 tahun 2004 dan UU No.33 tahun 2004 maka PEMDA Kab/Kota harus dapat dirangsang agar lebih memperhatikan Pengkab dan mengalokasikan dana pembinaan olahraga dalam APBD nya.
d. Mengaktualisasikan peta pembinaan olahraga di daerah agar dapat diperoleh hasil yang maksimal.
e. Mengembangkan bisnis olahraga dengan menggelar event-event yang dapat digabung seperti Triation, Playing Games Chalance. Yang dapat menyedot massa sehingga layak untuk di jual.

PROGRAM KERJA PEMBINAAN PRESTASI KOKAB LANDAK 2009-2013
Dari analisa di atas, maka dapat kita ketahui posisi olahraga kita saat ini yang memang berada pada posisi yang mengambang , keatas tidak kebawab juga tidak. Dalam melihat masa depan olahraga prestasi, maka hendaklah kita dapat mencermatinya secara proporsional dan meyeluruh, sambil memperhatikan peluang-peluang yang ada. Untuk itu maka Program Kerja KOKAB Landak tahun 2009-2013 direncankan sebagai berikut:
a. Menjadikan olahraga sebagai sarana persatuan dan kesatuan tidak dapat dipungkiri bahwa persatuan dan kesatuan dapat menjadi bangsa ini kuat dan kokoh, olahraga memang komoditi yang strategis sekaligus sarana perekat yang solid karena didalamnya ada sportivitas. Dengan persatuan yang kokoh apa saja dapat kita raih.
b. Menyusun Pedoman Pelaksanaan Pembinaan Prestasi Jangka Panjang.
Diawali dengan adanya Kejurda, maka data prestasi data atlet digodok serta dipersiapkan sebagai cikal bakal seorang JUARA. Itulah bibit-bibit atau benih unggul yang harus kita persiapkan untuk jangka panjang dengan Program Pembinaan dan Peningkatan Prestasi yang berkelanjutan.
c. Memberdayakan semua Pengkab dalam Pembinaan Prestasi.
Dengan mendorong semua Pengkab menghidupkan Club-club olahraga serta menyelenggarakan Kompetisi/Kejurda/PORKAB.
Pada dasamya setiap Pengkab memiliki Program sendiri untuk melaksanakan Pembinaan Prestasi dalam Cabornya masing-masing.

Empat hal pokok yang mutlak dipahami dalam memberdayakan Pengkab yaitu:
a. Adanya Club-club.
b. Teraturya Kompetisi/Kejurda Senior- Junior dan Try Out baik dalam kota/luar kota.
c. Pelatih yang memadai dan berkualitas.
d. Sarana-prasarana seperti gedung olahraga yang multi fungsi dan refresentatif.

Untuk mensinkronkan hal-hal tersebut diperlukan adanya manajemen yang proporsional serta dukungan dana yang memadai.
1. Mempersiapkan Atlet Terbaik Melalui Pusat Latihan Jangka Panjang.
Dengan sistem dan metode pemacuan prsetasi dan degradasi yang diawali dengan Kejurda Junior-Senior. Kita harus menyadari bahwa beberapa Cabor yang memiliki nomor/event yang banyak pada umumnya kurang memilki atlet lapis 2 dan 3 untuk itu perlu adanya sistem pembinaan jangka panjang dengan standar yang jelas.
2. Menyelenggarakan PORKAB 2010.
Dengan langkah awal Kejurda bagi tiap Cabor dapat ditentukan jumlah peserta bagi tiap Cabor yang akan ikut PORPROV, artinya Kejurda sekaligus sebagai PORKAB dengan demikian PORPROV merupakan PORDA Prestasi karena hanya diikuti oleh atlet-atlet KOKAB Kab/Kota yang dibina oleh PENGKAB dan direkrut oleh KOKAB Kab/Kota dan telah lolos melalui Kejurda atau Pra PORDA.
Atlet hasil PORDA inilah yang akan mewakili Landak ke Pra PON Tahun 2007 sehingga yang dikirim ke Pra PON hanya atlet yang diyakini dapat bolos minimal 60 % (bandingkan dengan 17,33% pada Pra PON yang lalu).
Sehingga kedepan kita hanya bicara kualitas dan prestasi dan diharapkan pada PON ke 17 di Kaltim kenaikan peringkat kita cukup signifikan.
3. Membantu meningkatkan kemampuan pelatih tiap Cabor. Pelatih merupakan ujung tombak prestasi, sejujurnya harus kita akui bahwa pelatih kita harus lebih ditingkatkan lagi kualitasnya untuk itu peningkatan kualitas pelatih mutlak dilakukan.
4. Meningkatkan perolehan dana melalui Pemerintah, Swasta dan memberdayakan kemampuan yang ada. Sebagaimana diungkapkan diatas bahwa dana dapat membatasi ruang gerak pembinaan prestasi cabang olabraga. Seiring dengan semakin mahalnya nilai suatu prestasi, pengalokasian dana pembinaan dengan sendirinya meningkat juga. Selama ini sumber dana KOKAB hanya tergantung kebaikan dan kebijakan Pemerintah Daerah serta DPR maka kedepan sudah semestinya KOKAB dapat menggali dan menjual potensi yang ada seperti sistem bapak angkat dengan melakukan kerjasama yang saling menguntungkan dengan Perusahan Perkebunan, Pertambangan atau BUMD/BUMN yang potensial lainnya atau bahkan mencari sponsor tetap untuk event-event tertentu atau gabungan beberapa event yang layak dijual.
5. Meningkatkan manajemen olahraga secara profesional. Melihat tantangan yang lebih berat kedepan maka segala daya dan upaya harus kita lakukan agar kita tidak tertinggal dari kabupaten lain. Dengan 19 anggota yang ada, perlu disinkronkan seluruh kegiatan mulai dan menarik minat bakat anak (talent scouting), pembinaan junior, sampai menjadi top atlet, jelas merupakan kegiatan yang memerlukan koordinasi dana sinkronisasi. ini memerlukan manajemen yang lebih profesional, termasuk pengelolaan asset dan inventarisasi kekayaan milik KOKAB.

3. Kegiatan Bidang Perencanaan dan Anggaran Sasaran:
Terpenuhinya dana untuk pelaksanaan program kerja KOKAB Landak masa
bakti 2009-2013 Program Kegiatan:
a. Mengusahakan sumber dana dari APBD Landak
b. Mengusahakan sumber-sumber dana selain dan APBD melalui:
1. Sponsor olahraga yang tidak mengikat
2. Memberdayakan YPPO dalam menghimpun dana
3. Menginventarisir aset-aset KOKAB baik jumlah maupun jangka waktu
4. peminjaman oleh pibak lain dalam upaya peningkatan sumber penerimaan.
5. Melaksanakan rapat koordinasi baik internal maupun eksternal dalam rangka penyusunan anggaran tahunan KOKAB Landak.
1. Menyusun rancangan anggaran belanja KOKAB Landak sesuai dengan Program Jangka Pendek, Jangka Sedang dan Jangka Panjang yang meliputi keperluan operasional rutin Landak, pembangunan fisik prasarana olahraga, pembinaan prioritas prestasi cabang-cabang olahraga, pembinaan rutin anggota KOKAB Landak, penyelenggaraan, Porprov 2009.
2. Peningkatan indek bantuan kepada anggota KOKAB Landak disesuaikan dengan kondisi.
4. Kegiatan Bidang Sarana dan Prasarana Sasaran
Tersedia sarpras olahraga yang memadai sesuai dengan keperluan Program Kegiatan:
1. Mengadakan koordinasi dengan Pengda dalam rangka menyiapkan sarana
dan prasarana yang diperlukan untuk peningkatan prestasi olahraga Landak.
2. Mengatur penggunaan sarpras olahraga untuk kepentingan kegiatan Pengda Pengda.
Sasaran
Tersedianya sarana dan prasarana olabraga prestasi yang memadai sesuai dengan keperluan peningkatan prestasi atlet pada PORPROV X 2010.
b. Kegiatan Mengadakan koordinasi dengan Pengda Anggota KOPROV KaLbar dalam rangka menyiapkan sarana dan prasarana yang diperlukan antara lain untuk perbaikan atau pembangunan prasarana olahraga prestasi seperti:
a. Stadion untuk cabang olahraga Basket Pengda PERBASI Landak.
b. Stadion Bola Voli Pantai tahap kedua Pengda PBVSI Landak.
c. Veledroom tahap ketiga untuk Pengda ISSI Landak.
d. Sasana Tinju tahap kedua untuk Pengda PERTINA Landak.
e. Mess dan sasana latihan Angkat Besi dan Angkat Berat untuk Pengda PABBSI Landak.
f. Pusdiklat Anggar tahap ketiga untuk Pengda IKASI Landak.
g. Sasana latihan Bilyard untuk Pengda POBSI Landak.
5. Kegiatan Bidang Penelitian dan Pengembangan
a. Sasaran
Terpeliharanya kebugaran dan kesehatan para atlet dan pelatih olahraga prestasi.
b. Kegiatan
Melaksanakan kerjasama dengan pihak-pihak terkait seperti : Dinas
Kesehatan Kab.Landak, dalam rangka mendapatkan bantuan:
1).Medical Test Jasmani para atlet. dan pelatih.
2).Pemeriksaan kesehatan atlet dan pelatih melalui laboratorium kesehatan.
3).Kebugaran jasmani para atlet dan pelatih melalui kegiatan aerobic dan fisicalfitness.
4). Sport Psycologi dan Sport Nutrisi.
6. Kegiatan Komisi Pembibitan dan Pembinaan
a. Sasaran
Tersedianya atlet olahraga prestasi yang berlapis baik dilihat dan segi usia maupun dan segi prestasi.
b. Kegiatan
Melaksanakan tugas secara bersama-sama dengan bidang pembinaan prestasi dan komisi ilmu-ilmu olahraga KOKAB Landak dan Dinas Pendidikan Landak melaksanakan kegiatan:
1). Talent scouting terhadap atlet usia dini melalui kegiatan PORSENI, POPDA.
2). Pengawasan dan pemantauan kegiatan Pelatda Pra PON dan PON XVII
- 2008.
3). Menghimpun dan melaporkan data atlet usia dini yang berpotensi serta atlet peserta Pelatda Pra PON dan PON XVII - 2008 kepada Pimpinan KOKAB Landak.
7. Kegiatan Bidang Media dan Promosi
a. Sasaran
Tersebar luasnya informasi tentang pembinaan prestasi dan hasil yang dicapai oleh cabang olahraga anggota KOKAB Landak.
b. Kegiatan -
Melaksanakan koordinasi dan kerjasama kepada semua bidang dan komisi
KOKAB Landak serta pihak-pihak yang terkait dalam rangka:
1). Menghimpun data untuk pembinaan prestasi atlet.
2). Penyebarluasan informasi tentang kegiatan yang dilaksanakan KOKAB Landak.
3). Penyebarluasan informasi tentang hasil kegiatan yang dicapai.
8. Kegiatan Bidang Kesekretariatan
a. Sasaran
Tercapainya peningkatan pelayanan dan pengelolaan administrasi baik terhadap surat — surat yang masuk maupun surat — surat yang keluar ke / dan KOKAB Kabupaten Landak dapat dilakukan secara tertib sesuai dengan pedoman administrasi keolahragaan yang diterbitkan oleh KONI Pusat.
b. Kegiatan terhadap surat — surat yang masuk
1). Memproses pengelolaan surat yang diterima melalui Tata Usaha sesuai dengan prosedur tetap yang telah diatur dalam pedoman admimstrasi keolahragaan yang diterbitkan oleh KONI Pusat.
2). Melaksanakan pengurusan arsip secara tertib, aman dan kelancaran untuk mendapatkan kembali surat yang diperlukan, dimulai dan kegiatan pencatatan, penyimpanan, pemeliharaan, penyajian kembali dan penilaian dan pemusnahan sesuai dengan prosedur tetap yang telab diatur dalam pedoman administrasi keolahragaan yang diterbitkan oleh KONI Pusat.
c. Kegiatan terhadap surat — surat yang keluar
1). Menyiapkan konsep surat baik merupakan reaksi maupun kebijakan pimpinan secara tepat guna dan berhasil guna sesuai dengan prosedur tetap yang telah diatur dalam pedoman administrasi keolahragaan yang diterbitkan oleh KONI Pusat.
2). Menyimpan arsip/mengelola arsip surat keluar secara tertib, aman dan lancar untuk mendapatkan kembali surat yang diperlukan dimulai dan kegiatan pencatatan pada buku verbal, penyimpanan, pemeliharaan, penyajian kembali dan penilaian dan pemusnahan sesuai dengan prosedur tetap yang telah diatur dalam pedoman administrasi keolahragaan yang diterbitkan oleh KONI Pusat.
d. Kegiatan kesekretariatan merupakan ujung tombak Komite Olahraga Kabupaten Landak dalam memberikan pelayanan administrasi baik kepada masyarakat umumnya maupun kepada masyarakat olahraga seperti induk organisasi olahraga prestasi, Komite Olahraga Kabupaten/Kota dan KONI Pusat serta instansi terkait dibidang olahraga, maka dalam melaksanakan tugasnya disampaing ketatausahaan juga melaksanakan:
1). Peningkatan hubungan kerja dengan berbagai pihak yang berkaitan dengan masalah pembinaan olahraga.
2). Menyebarluaskan buku — buku petunjuk keolahragaan kepada Anggota maupun kepada Komite Olahraga Kabupaten/Kota se Kalimantan Barat.
3). Kelancaran dan kecepatan pelayanan administrasi merupakan prioritas.
4). Lembaga kesekretariatan Komite Olahraga Kabupaten Landak dalam pelaksanaan tugasnya harus dibawah Sekretaris Umum.

IV. PENDANAAN

Segala sesuatu yang berkenaan dengan dana baik dalam rangka kegiatan rutin maupun dalam rangka penyiapan prestasi atlet pada PON XVII — 2008 khususnya penyuksesan Kontingen Landak pada PON XVI- 2004 pada dasarnya terdiri dari:
a. Dana untuk penyempurnaan dan pengadaan sarana prasarana olahraga.
b. Dana untuk peningkatan pembinaan prestasi atlet, peningkatan mutu pelatih dan wasit.
c. Dana untuk penyelenggaraan Pelatda PON XVII — 2008 dan pemberangkatan kontingen Kabupaten Landak pada PON. Keseluruhan dana tersebut direncanakan dan bantuan Pemda Kalbar dengan dukungan serta kepedulian DPRD Landak dan peran YPPO Komite Olahraga Kabupaten Landak serta partisipasi masyarakat melalui penjualan stiker Pra PON dan PON XVII — 2008 yang penjabarannya diatur kemudian secara khusus.

V. PENUTUP

Pelaksanaan Rancangan Program Kerja KOKAB Landak Tahun 2005 — 2008 ini akan dievaluasi didalam Musorda I KOKAB Landak 2004. Hal inidimaksud sebagai bahan masukan untuk perbaikan, penyempurnaan dan penyusunan laporan tahun berikutnya.
Hal-hal yang belum tercakup dalam Rancangan Program Kerja KOKAB Landak Tahun 2005 — 2008 ini akan diatur tersendiri.
Ngabang, 11 Juni 2009

KOMITE OLAHRAGA KABUPATEN LANDAK
Ketua Umum,


Drs. HENDRIKUS NGADAN

baca selengkapnya bohh..

Senin, 23 Maret 2009

Introducing Sport Education

Our main objective was for year 10 pupils to take part in PESS with greater confidence. We also wanted pupils to value each other’s contributions and to become more independent learners.

What did we do?

We introduced Sport Education – a 14 to 16 curriculum package that encourages young people to take more responsibility for their own learning – into two year 10 units of work. We arranged for one teacher to attend a half-day INSET course on Sport Education then to team teach with two more teachers.

We taught each unit of work over a block of six weeks, using Youth Sport Trust resources (we plan to develop our own materials next year). We introduced pupils to the concepts of leader, official, referee, team manager, coach and assistant coach and started them thinking about their preferred area by looking at job descriptions for the different roles.

The pupils worked in teams throughout the units, helping each other to adopt different roles. Some helped to plan activities and events, including inter-form matches with up to 70 participants. Planning sessions covered whole weeks, with pupils asking for direction from staff when necessary. We also introduced self- and peer-assessment strategies for evaluating activities. Each lesson ended with verbal feedback, and each week one team received more targeted support from a member of staff.

We gave the year 10 pupils the opportunity to practise their leadership skills in extra-curricular clubs. They started to lead warm-up sessions and to coach B teams and year 7 and 8 teams. We held a netball refereeing coaching course for those who had opted for a refereeing role and encouraged them to referee year 7 and 8 practice sessions.

We introduced sports award assemblies across the PE department, where pupils received badges for achievement. We praised pupils for giving demonstrations in lessons and gave certificates for inter-form events and for participation in sport and PE.

What difference did we make?

We saw pupils’ confidence improve. We surveyed a group of 34 year 10 girls who lacked confidence before and after taking part in the two units of work using a Sport Education approach. At the outset, 50 per cent of the group said they were confident about demonstrating in lessons, 30 per cent felt confident enough to demonstrate and lead activities, and 25 per cent were willing to try coaching. By the end of the two units, the number confident about demonstrating and leading activities had risen to 60 per cent.

The pupils became more independent learners, which allowed us to change our teaching approach. In the first week’s lesson, we spent most of our time directing pupils. Within a couple of sessions, the pupils had taken more responsibility for organising themselves. This allowed us to focus on specific pupils or skills. Pupils with weaker subject knowledge still needed more input but, with prompting, solved problems and analysed their work.

At the start of the year, few of the pupils valued each other’s contributions. As they worked together in these units and in the extra-curricular clubs, we saw pupils’ listening and teamwork improve. They became more willing to listen to other people’s opinions and those with strong personalities did not dominate quite as much.

The impact on the whole school has yet to be seen, but our department now recognises the value of Sport Education and is going to use it in years 8, 9 and 10 next year.

How did we collect information?

We collected information to show the success of this work by:

  • surveying a focus group of pupils at the start and end of the year, using a questionnaire based on the high quality outcomes
  • observing and assessing pupils at the start and end of each unit
  • moderation meetings within the PE department and externally.

baca selengkapnya bohh..

THE OBJECTIVE OF SUBJECT OF INSTRUCTION.

The objective of instruction of comparative analysis in organising physical education and sport is to give the students a scientific theory and metodology concerning the subject, so that the students have the capability in mastering theories and also could be able in implementing, analysing carefully of symptoms that arise in some countries or societies as a consequence in implementing their systems of physical and sport.. The concept of physical education and sport as an integral part of the education system will be much bound at the system of education in each country. It’s different with sport that is not only conducted in educational scope but also in the society. There is no definition of comparative study and sport that will be accepted universally, but in general can be said that “comparative physical education and sport ” is a comparative analysis concerning characters and outstanding development concerning physical education and sport at two countries or more, as well as area, society and culture, in order to investigate about the differeces and the similarities.
Course outline
Instruction number
1. Idea and Meaning
2. Scope
3. History
4. Metodology
5. Physical education in the elementary school
6. Physical education in high school
7. Intramural and extramural in school
8. Physical education and sport in university
9. Professional preparation and coaching profession
10. Competition progam of international sport organisation
11. Amatuerism and professionalism
12. Sport for all activities in some countries
13. Rules, regulations or laws in physical education and sport.
14. Sport and politics
15. Sport and economy
16. Sport and mass media.
Required books.
1. Bennet, Bruce L., Howell, Maxwell L, and Simri, Uriel, Comparative Physical Education and Sport, Philadelphia: Lea & Febiger, 1983.
2. H.M. Arifin, Ilmu Perbandingan Pendidikan, Jakarta: P.T. Golden Terayon, 1995.
3. Houlihan, Barrie, Sport, Policy and Politics, A Comparative Analysis, London and New York: Routledge, 1997.
Reference books.
1. Riordan, James, Sport in Soviet Society, Cambridge, London, New York, Melbourne: Cambridge University Press, 1977.
2. Van Dalen, Deobold B., and Bennet, Bruce L., A World History of Physical Education, Cultural, Philosophical , Comparative Englewood Cliffs, N.J. Prentice Hall, 1971.
3. Haag, Herbert, Kayser, Dietrich, and Bennet, Bruce L., (editor), Comparative Physical Education and Sport, Volume 4, Champaign, Ilinois : Human Kinetics Publishers, Inc., 1987.
Related Posts
• Psikologi Olahraga : Dimensi Psikososial Dalam Olahraga (Apr 21, 2008)
• THEORY OF SPORTS COACHING (Apr 21, 2008)
• Philosophy Of Sport Education (Apr 21, 2008)
• Development Of The Sports Program (Apr 21, 2008)
• Dimensi Pedagogis Kepelatihan Olahraga (Apr 21, 2008)

baca selengkapnya bohh..

Lahirnya Sepakbola

SEJARAH SEPAK BOLA

Sejarah Singkat

Pada umumnya masyarakat mengenal permainan sepakbola karena permainan ini merupakan permainan kelompok atau beregu. Permainan sepakbola banyak digemari dikalangan anak, remaja, dan dewasa, mengingat alat-alat yang diperlukan sangat mudah didapat dan murah harganya.

Menurut sejarah permainan sepakbola pertama kali dikenal di Inggris. Pada tanggal 26 Oktober 1863 dibentuk organisasi sepakbola di Inggris dengan sebutan ” The Football Association”. Kemudian pada tanggal 21 Mei 1904 Guirin seorang pakar sepakbola Perancis bersama tokoh sepakbola dari negara lainnya membentuk organisasi sepakbola seluruh dunia dengan sebutan ” Federation Internationale de Football Association ” (FIFA) dengan ketua terpilih ”Guirin” dari Perancis.Bangsa Indonesia pertama kali mengenal permainan sepakbola dari orang-orang Belanda yang pada waktu itu menjajah Indonesia. Dari sejak itulah perkembangan persepakbolaan di negara kita mulai berkembang dengan pesat, sehingga pada tanggal 19 April 1930 Indonesia membentuk Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) di Jogjakarta yang di ketuai oleh Ir. Soeratin Sosrosoegondo.

Sebelum bermain sepakbola sebaiknya terlebih dahulu menguasai beberapa aspek keterampilan teknik dasar: menggiring, menahan,menendang bola. Setelah teknik dasar ini di kuasai dengan baik baru dapat mempraktikkan bermain sepakbola dengan peraturan yang sederhana.


Peraturan Permainan

Lapangan

  • Panjang : 100-110 m
  • Lebar : 64-75 m
  • Lebar Garis : 10 cm
  • Titik Finalty : 11 m
  • Daerah hukuman : 40,32 X 16,5 m
  • Daerah hukuman : 18,32 X 5,5 m

Gawang

§ Lebar : 7,32 m

§ Tinggi : 2,44 m

§ Diameter tiang : 12 cm

Bola

  • Berukuran berat : 369-453 gram
  • Lingkaran : 68-71cm


Jumlah Pemain

  • Pemain : 11 Orang
  • Cadangan : 5-7 Orang


Perlengkapan Pemain

  • Pemain diwajibkan memakai kaos olahraga, sepatu bola dan tidak diperkenankan memakai barang yang membahayakan.

Wasit

  • Wasit teriri dari 1 orang dan dibantu 2 orang penjaga garis/hakim garis.

Lama Permainan

  • Permainan ditentukan dua babak, masing-masing babak 45 menit, istirahat 10-15 menit.

baca selengkapnya bohh..

Asal Mula Bola Voli

SEJARAH BOLA VOLI

Permainan bola voli yang kita kenal sekarang ini ada dua sistim yakni sistim internasional dan sistim timur jauh. Perbedaan kedua sistim ini terletak pada jumlahpemaindanukuranlapanganyangdigunakan. Permainan bola voli yang kita kenal sekarang ini terutama oleh anak-anak sekolah dan masyarakat adalah sistim internasional. Sistem internasional dibentuk pada tahun 1895 di Holyoke, Amerika bagian Timur dan sebagai pelopornya William Morgan dari YMCA.
Semula permianan bola voli ini diberi nama ” Mintonette”. Permainan bola voli mirip dengan permainan badminton kemudian namanya voley ball yang artinya memvoli bola bergantian melalui net.Bangsa Indonesia mengenal permainan bola voli pertama kali dari orang-orang Belanda pada waktu zaman penjajahan. Perkembangan bola voli di Indonesia berkembang dengan cepat, sehingga pada tanggal 22 Januari 1955 terbentuklah Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia (PBVSI) di Jakarta atas prakarsa Wim. Latumeten.Sedangkan Federasi bola voli seluruh dunia atau International Voley Ball Federation (IVBF) didirikan pada tahun 1948 di kota Paris Perancis.Sebelum bermain bola voli terlebih dahulu terdapat beberapa aspek yang harus dipelajari agar dapat bermain dengan baik dan benar. Aspek atau teknik dasar tersebut antara lain :
1. Servis (pukulan awal)
2. Passing (menahan bola)
3. Smash (pukulan keras dan tajam)
4. Block (membendung serangan)
Lapangan
1. Panjang Lapangan : 18 m
2. Lebar Lapangan : 9 m
3. Lebar Garis : 5 cm

Net/Jaring
1. Panjang Net : 9,5 m
2. Lebar Net : 1 m
3. Mata Jaring : 10 cm
4. Tinggi tiang Putera : 2,43 m
5. Tinggi tiang Puteri : 2,24 m
6. Antene rood line : 10 cm
7. Tinggi/panjang antene : 1,80 m
8. Garis tengah diameter : 1 cm

Bola
1. Keliling : 65-67 cm
2. Berat bola : 250-280 gram
3. Tekanan udara : 0,48-0,52 kg/cm
4. Jalur bola : 12-18 jalur

Pemain
1. Jumlah Pemain inti : 6 orang
2. Jumlah Cadangan : 6 orang
Lama Permainan
1. Permainan ditentukan dengan set, dalam satu set permainan dianggap telah selesai apabila regu atau tim mencapai nilai 25 point. Apabila terjadi nilai 24-24 maka di cari selisih 2 angka/point sampai tak terhingga.
2. Permainan menggunakan sistim two winning set (dua kemenangan) atau
3. Permainan menggunakan sistim tre winning set ( tiga kemenangan)

Wasit/Refree
1. Pertandingan dipimpin oleh 2 orang wasit ( wasit 1 dan wasit 2)
2. Wasit dibantu oleh 4 orang penjaga garis (lines man) dan
dibantu oleh 1 orang pencatat score

baca selengkapnya bohh..

Minggu, 22 Maret 2009

Sejarah Lahirnya Thomas dan Uber Cup

Federasi Internasional Bulutangkis (IBF) atau International Badminton Federation didirikan pada tanggal 5 Juli 1934 di Inggris. IBF berdiri atas prakarsa beberapa Negara al : Kanada, Denmark, Perancis, Irlandia, Belanda, Selandia Baru, Skotlandia dan Wales.

Pertandingan Piala Thomas pertama kali dilaksanakan pada tahun 1948/1949 memperebutkan Piala bergilir oleh Sir George Thomas, agenda Piala Thomas dilaksanakan tiap 3 tahun sekali. Sir George Thomas adalah Pria yang dilahirkan di dekat kota Istambul, dalam usia 22 tahun ia telah memenangkan kejuaraan double campuran All-England setelah 17 tahun kemudian ia menjuarai nomor single berturut-turut selama 4 tahun kurang lebihnya ia telah memenangi 21 gelar All-England dan 90 gelar nasional lainnya.

Pada waktu IBF didirikan Sir George Thomas dipilih sebagai ketua kemudian pada tahun 1955 karena dengan alas an ia sudah tua maka jabatan itu dilepaskan sehingga namanya diabadikan dalam sejarah bulutangkis, dalam huruf emas pada Piala Thomas Cup. Negara pertama yang berhasil merebut piala Thomas Cup adalah Malaya pada tahun 1949. Kejuaraan Thomas Cup itu, dianggap sebagai kejuaraan dunia bulutangkis antarnegara, maka pada tahun 1958 Indonesia berhasil merebut piala Thomas Cup dengan mengalahkan Malaya, kemudian pada tahun 1961 kembali Indonesia mampu mempertahankan piala Thomas Cup dengan mengalahkan Muang Thai 6 – 3. Pertandingan piala Thomas Cup waktu itu mempertandingkan 9 party, yang terdiri dari 5 single dan 4 double yang harus selesai dalam dua hari berturut-turut.

Bagi pemain-pemain wanita diadakan pertandingan-pertandingan semacam piala Thomas Cup yang diberi nama ” Uber Cup” dinamakan demikian karena penyumbang piala Uber Cup adalah Ny. Betty Uber. Ny Betty Uber tergolong tokoh yang terkemuka dari dunia bulutangkis Inggris, mereka telah mewakili negaranya dari tahun 1926 hingga tahun 1950 selama 27 kali bermain ia belum terkalahkan baik dalam pertandingan single, double dan double campuran.pada tahun 1949 Betty Uber masih berhasil untuk memenangkan double puteri All-England bersama dengan Nn. Q. L. Allen. Kejuaraan double campuran, yang merupakan permainan kuat baginya, beliau telah memenangkan sehingga delapan kali dalam kejuaraan All-England dalam sembilan tahun ber-turut-turut pendek kata seorang penyumbang piala kejuaraan puteri antar-negara yang patut dihormati.regu puteri Amerika Serikat telah menggondol piala “ Uber” untuk pertama kalinya pada tahun 1957 dan kedua kalinya pada tahun 1960. dalam pertandingan Uber-Cup telah dimainkan tujuh party, tiga single dan empat double, dalam satu hari : juga pertandingan-pertandingan ini dilangsungkan sekali dalam tiga tahun, untuk mana negeri-negeri peserta di golongkan dalam empat zone.

Walaupun tiap-tiap negeri mempunyai kejuaraan-kejuaraan nasional dan internasionalnya, pada umumnya kejuaraan All England –lah dipandang sebagai gelar perseorang yang paling diingini. Kecuali jikalau kejuaraan Negara pemenang Thomas Cup, sekarang ini Indonesia, diadakan dalam tahun yang sama sewaktu finale Thomas Cup berlangsung, gelar yang didapat dalam kejuaraan itu akan lebih berharga, oleh karena semua pemain-pemain utama didunia (top players) ikut serta dalamnya, maka pemenangnya dapat menamakan diri juara dalam negeri dan juara di antara juara sedunia. Negeri-negeri yang sesudah perang dunia kedua mengalami kemajuan pesat adalah Denmark di Eropah, Malaya,India ,Indonesia dan sesudah 1955 juga Muangthai di Asia. Bagaimana pesatnya kemajuan bulu tangkis dalam beberapa Negara, orang dapat melihat misalnya di Kopenhagen (Denmark), dimana semua perkumpulan-perkumpulan bulutangkis mempunyai ruangan tertutup sendiri, yang memuat tiga sampai delapan lapangan-lapangan seta anggaota-anggotanya berjumlah antara 300 sampai 1000 orang. Pada sore hari datanglah berduyun-duyun ke badmintonhall-nya anggota-anggota remaja.

Berikut Data Pemegang Piala Thomas Cup :
1. Tahun 1949 Malaya mengalahkan Denmark 8-1 di Preston (Inggris)
2. Tahun 1952 Malaya mengalahkan Amerika Serikat 7-2 di Singapura
3. Tahun 1955 Malaya mengalahkan Denmark 8-1 di Singapura
4. Tahun 1958 Indonesia mengalahkan Malaya 6-3 di Singapura
5. Tahun 1961 Indonesia mengalahkan Muangthai 6-3 di Jakarta
6. Tahun 1964 Indonesia mengalahkan Denmark 5-4 di Tokyo
7. Tahun 1967 Malaysia menang wo atas Indonesia 6-3 di Selandia Baru
8. Tahun 1970 Indonesia mengalahkan Malaysia 7-2 di Kuala Lumpur
9. Tahun 1973 Indonesia mengalahkan Denmark 8-1 di Jakarta
10. Tahun 1976 Indonesia mengalahkan Malaysia 9-0 di Bangkok

Berikut Data Pemegang Piala Uber Cup :
1. Tahun 1957 USA
2. Tahun 1960 USA
3. Tahun 1963 USA
4. Tahun 1966 Jepang
5. Tahun 1969 Jepang
6. Tahun 1972 Jepang
7. Tahun 1975 Indonesia
8. Tahun 1978 Jepang
9. Tahun 1981 China

baca selengkapnya bohh..

Sabtu, 21 Maret 2009

KONSEP DASAR PENDIDIKAN JASMANI

Istilah pendidikan jasmani yang telah dikenal pada tahun 1950-an di Indonesia, cukup lama menghilang dari wacana, terutama sejak tahun 1960-an, tatkala istilah itu diganti dengan istilah olahraga. Dampak dari perubahan tersebut sangat luas dan mendalam, terutama terhadap struktur dan isi kurikulum di semua jenjang pendidikan sekolah. Kesalahpahaman juga terjadi terhadap makna kedua istilah itu, karena hamper selalu hanya dikaitkan dengan kepentingan pembinaan fisik, seperti tujuan berprestasi atau sebatas pencapaian derajat kebugaran jasmani.Konsep dasar pendidikan jasmani dapat di pandang dari 3 (tiga) aspek yakni sejarah, pandangan filsafat, dan bukti-bukti ilmiah.

Perspektif Sejarah

Upaya pembaharuan pendidikan jasmani, yang terpayungi dalam kerangka system pendidikan nasional, berlangsung dalam sebuah bentangan pergulatan antara dorongan untuk berubah dalam kesinambungan. Kebijakan publik dalam pembinaan olahraga, yang tercermin dalam kepentingan nasional, berupa prestise dan kebanggaan nasional untuk membangun percaya diri bangsa selama era pemerintahan Bung Karno dalam kerangka atau selama era dalam pemerintahan Soeharto selama 32 tahun terakhir, sangat kuat mempengaruhi arah, isi dan pengelolaan olahraga pada umumnya dan pendidikan jasmani pada khususnya.

Pasang surut keolahragaan nasional, yang telah merasuki kehidupan bangsa Indonesia sejak pra kemerdekaan, memang banyak dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah dan faktor politik. Namun kelebihan dan kekurangan kebijakan pemerintah yang diluncurkan merupakan respons nyata yang diposisikan bapak bangsa dan pemerintah untuk menjawab tantangan zaman pada masa itu.

Untuk menjawab tantangan berupa gerak perubahan dinamik yang dibangkitkan oleh globalisasi yang menempatkan pembangunan modal manusia dan modal social dalam kedudukan strategis, maka arah pembaharuan pendidikan jasmani adalah untuk mendukung pembaharuan pendidikan pada umumnya.

Konsep pendidikan jasmani erat kaitannya dengan pendidikan rekreasi, dan pendidikan kesehatan, yang menghasilkan bidang studi Penjaskes, perpaduan antara pendidikan jasmani dan pendidikan kesehatan dengan titik persamaan dalam tujuan terbentuknya gaya hidup aktif sepanjang hayat untuk mencapai kesehatan. Meskipun demikian pebelajaran Penjaskes menjadi tidak menentu dalam hal substansi dan tujuan, persaingan dalam alokasi bagi penyampaian substansi dan akhirnya menggiring guru-guru hanya sekedar menyampaikan informasi dan bahkan pengetahuan yang tidak fungsional atau teori sebagai ganti kegiatan praktik. Masalah lainnya terjadi pada evaluasi yang hanya samapai pada pengukuran kemampuan kognitif paling rendah. Pengajaran terpadu tidak mampu diterapkan oleh guru-guru penjas mengaktualisasi konsep Penjaskes tersebut.

Pendidikan jasmani pada hakekatnya merupakan proses pendidikan melalui aktivitas jasmani sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Tujuan yang ingin diharapkan bersifat menyeluruh, meliputi aspek fisik, intelektual, emosional, sosial dan moral. Begitu dekat pula tujuannya untuk pembinaan kesehatan dan kesadaran tentang lingkungan hidup.

Dari sejarah tersebut, aktivitas jasmani seperti dalam bentuk kegiatan bermain merupakan alat utama pendidikan. Para pendidik dan filosof percaya bahwa kegiatan itu sangat efektif untuk menumbuhkembangkan keseluruhan potensi peserta didik. Konsep ini telah dirintis penerapannya melalui UU pendidikan tahun 1950-an, yang kemudian sempat luntur akibat perubahan kebijakan. Kini kita berusaha untuk kembali ke asal, memposisikan pendidikan jasmani sebagai alat pendidikan yang dapat diandalkan.

baca selengkapnya bohh..
Template by - REDEMTIUS SUPRIYANTO, S.Pd - 2009 - kreasijaskes